Hari ini sudah mulai memasuki pertengahan musim panas. Mentari kini sedang memamerkan kekuatannya.
"Bulan puasa, matahari terik, pelajaran olahraga mantap sekali bukan?" Sarkas Luna sambil mengusap keringatnya.guru olahraganya itu sepertinya lupa kalau hari ini sudah masuk bulan ramadhan hingga menyuruh kelasnya untuk berlari memutari lapangan sepakbola sebanyak 2 kali.
"Sopankah anda begitu wahai kawanku?. Meminum es sirup di depan diriku yang sedang berpuasa ini?" Lanjut Luna dengan napas yang masih ngos-ngosan saat melihat gabril dengan santainya meminum sirup dengan es di depannya.
"Aduh, seger banget..kamu mau Luna?" Bukannya minta maaf, gabril malah menggoda Luna dengan menyeruput esnya dan mengelus tenggorokannya.
"Mirip setan kamu" balas Luna, dia memilih pergi dari sana daripada puasanya makruh karena emosi.
"Adaw, sakit woii siapa yang lempar ini bola hah ngaku Lo pada!!" Emosi Luna semakin meluap saat hendak keluar dari lapangan, bola plastik mendarat di kepalanya.
"itu Glen, woi Glen sini Lo. Anaknya ngamuk nih" ucap seorang siswa. Glen yang merasa terpanggil berbalik.
Tiba tiba saja suasana disana ditumbuhi bunga dan soundtrack romantis.
"Masyaallah indahnya ciptaan mu" gumam Luna saat melihat Glen yang kini mendekat ke arahnya.
"Eh sorry, kena ya?. Gak papa?, apa Perlu ke uks?" Luna masih bengong dia menatap wajah tampan Glen yang jelas di depan matanya.
"Ummm..misi, kamu baik baik saja?" Luna menggeleng lalu tersenyum canggung.
"Ahaha, gak papa kok haha. Ini bolanya,duluan ya" ucap Luna lalu memberikan bolanya dan berlari keluar lapangan.
" Jantungku berdetak saat kau menatapku, jadi salah tingkah bicara sama kamu" Luna menatap sinis pada Damian yang tiba tiba datang dan menyanyikan lagu milik band bagindas tepat di depannya.
"Apaan si, rese banget jadi manusia" kesal Luna, dia memilih mengipasi wajahnya dengan buku pelajaran.
"Sewot amat Bu, orang cuma nyanyi kesindir ya?" Balas Damian. Luna memutar bola matanya memilih untuk mengabaikan Damian yang melanjutkan nyanyiannya.
"Halo sayang, yang puasa semangat ya , ini ada takjil dikit dari mama saya. Katanya suruh bagiin ke yang puasa buat buka" Luna menatap ke depan kelas dan melihat Mia sedang membagikan cookies.
"Buatan mama mu Mia?" Tanya Luna sambil maju ke depan dan mengambil dua bungkus cookies.
"Iya, satu aja woii Maruk amat"
"Jatah Damian buat aku, dia mah gak suka cookies" alasan Luna. Mia menatap Damian yang mengangguk.
"Ya udahlah, semangat puasanya" Luna mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya.
"Dami, kamu puasa gak?" Tanya Luna, Damian duduk di bangku sebelah Luna.
"Enggak" jawabnya tanpa dosa. Luna tersenyum lalu memukul kepala Damian dengan buku yang dia pegang.
"Malu sama anak SD yang udah puasa"
"Mulai ceramahnya mulai. Udahlah males aku bye" ucap Damian sambil bangkit dari bangku dan keluar dari kelas.
Keesokan harinya Luna berangkat pagi karena orangtuanya harus berangkat ke kantor lebih awal. Dia berjalan sambil bernyanyi kecil.
"Hei, anak bola" Luna menghentikan langkahnya saat mendengar panggilan aneh.
"Apaan tuh anak bola?. Cowok ada ada aja panggilannya" Luna menggeleng sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju kelas.
"Anak bola, cepet amat jalannya" Luna tersentak saat merasakan tepukan di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
our story |Hiatus|
Fanfictionsekumpulan cerita tentang kita Terinspirasi dari lirik lagu dan mv para idol💜💜 🐇💜🐇=Eunkook 🐥💜🐯= Taerin 🐶💜🐥=yumin 🐱💜🦄=sinhope 🐹💜🐱=sumji 🦊💜🐹=sowjin 🐹💜🐨=rapji
