#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Kamu tidak perlu menyia–nyiakan hidupmu pada dia yang tidak pernah menganggapmu ada. Lepaskan jika memang terasa berat. Karena cinta bukan sesuatu yang bisa di paksakan, dia datangnya dari hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
———————————— “Kamu tahu Nak, selain umi, Ola sangat menyukai air terjun ini, katanya, tempat ini penuh dengan kedamaian, makanya tempat ini begitu abiya rawat, supaya Ola punya tempat menangis selain di keheningan malam. Ola memang kelihatan kuat,tapi tahukah? Hatinya begitu rapuh di atas sajadah.”Abiya berujar sambil menatap jernihnya air terjun.
“Abiya, maaf, aku belum bisa menjadi suami yang baik.”
“Belumbukan bearti tidak akan pernah bisa. Menikah bukan akhir dari segalanya, jalannya masih panjang, kadang juga penuh dengan ujian. Jika kamu belum bisa menjadi suami yang baik maka berusalah menjadi baik, tidak ada kata terlambat. Tidak ada manusia sempurna di muka bumi ini.”
“Aku akan berusaha.”
“Berjanjilah, jangan pernah menyakiti Ola apalagi menduakannya, karena perselingkuhan adalah perkara yang tidak bisa di maafkan, apa pun alasanya.”
“Abiya tahu, kamu pria baik Rafa. Abiya percayakan Ola padamu.”
“Setelah kepergian umi, Ola butuh waktu untuk menata hidupnya lagi, dan juga Ola butuh dukungan dari suaminya.”
Rafa memejamkan matanya, kala mengingat kembali perkataan abiya. Oke, Rafa akan mengakhiri semua kegilaan yang telah ia lakukan, ia tidak mau di anggap pria baik padahal kenyataannya dia pria paling brengsek.
Sudah 7 hari semenjak umi meninggal, waktu begitu cepat berlalu, bagai anak panah. Dan Ola kembali menjalankan hidupnya seperti sedia kala, meski di setiap helaan napas terasa begitu berat.
Kematian adalah perpisahan paling menyakitkan, tidak ada orang yang baik–baik saja setelah di tinggalkan oleh ibunya untuk selamanya, tapi, semenyakitkan apa pun, hidup harus tetap berlanjut. Dan lambat laun luka itu akan mengering dengan sendirinya, biarkan waktu yang bekerja.