Haiii, aku kembali, ada yang kangen?
Mau tanya, apa kalian mulai bosen dengan IWR?
Keberadaannya terlalu tiba-tiba, dia asing yang kemudian begitu bearti, dan ketika mendengar tawanya, aku bahagia.
---------
Senyum Ola mengembang saat menyambut kedatangan Rafa, pria itu berjalan ke arahnya, baju koko masih melekat di tubuh tegapnya, lengkap dengan sajadah yang terletak di sebelah bahu kiri. Subuh tadi, Rafa memang langsung ke masjid, mereka berdua bahkan tidak sempat menyapa satu sama lain. Buru-buru karena hampir telat.
Akhir-akhir ini, entah kenapa, Rafa jauh lebih sibuk ketimbang biasanya. Seakan-akan semesta tidak mau melihatnya menetap barang sedetik pun. Dan Ola harus bisa memaklumi, harus siap di tinggal pergi, selama apa pun itu. Tadi malam dia tidak menyadari Rafa pulang, tau-tau saja ketika bangun subuh, laki-laki itu sudah tertidur sembari memeluknya.
Kalau boleh jujur, dia tidak suka Rafa menjadi pilot, Ola tidak mau waktu Rafa terkuras habis di udara.
"Pagi." Suara Rafa menyapa, berdiri tepat di depan perempuan itu. Tanpa di duga, Rafa mengecup pelan kening Ola. Hanya sebentar, namun, cukup bearti. Ah pagi yang indah untuk keduanya. Belakang ini, sangking manisnya perlakuan Rafa, Ola seakan menutup semua ingatan tentang seberapa brengseknya laki-laki itu dulu.
"Pagi, Abang," balas Ola, kemudian menyalami punggung tangan Rafa. "Hari ini berangkatnya jam berapa?" tanya Ola setelahnya. Setelah salat subuh tadi, ia langsung membereskan apartemen, mamasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci namun belum menyiapkan sarapan. Dan masih ada beberapa hal yang masih terlewatkan.
Setelah mereka memilih bersama kembali, mereka hidup dengan perasaan jauh lebih baik, saling menerima dan terbuka tentang hal apa pun itu. Dan sekarang, tidak seperti dahulu, kini Ola melakukkan semua kewajibannya sebagai istri, begitu juga Rafa. Meski Ola juga sibuk dengan tugas kuliah, dia masih bisa membagi waktu, tapi terkadang dia juga mengeluh dengan tugas kuliah yang tidak ada habisnya.
Tidak langsung menjawab, Rafa melirik arlojinya terlebih dahulu."2 jam lagi dari sekarang. Kenapa hmm?"
"Hari ini aku ada presentasi, kamu bisa anterin aku gak?" tanya Ola ragu-ragu.
Mendengar itu, Rafa tersenyum sekilas, lalu mengacak-ngacak rambut Ola pelan, "Aku kira kenapa, bisa, Ola," ujar Rafa membuat Ola kesenangan.
"Yaudah sana, ganti baju."
Seperti anak kecil yang begitu patuh pada ibunya, Rafa mengangguk. Berjalan menuju kamar.
Baru saja beberapa langkah, Ola kembali memanggilnya, membuat Rafa membalikkan tubuh, dengan penuh tanda tanya. Sebelah alisnya tertarik ke atas. Dia mengambil sajadah yang masih melekat di bahu.
"Kenapa?"
"Mau sarapan apa pagi ini?"
"Apa pun yang kamu masak, pasti aku makan."
"Aku masakin batu, mau?"
"Eh-"
Ola tertawa pelan ketika melihat perubahan raut wajah Rafa. "Bercanda, Abang, mana tega aku," ujar Ola, kemudian segera mengacir ke dapur. Setelah ini dia tidak tau harus masak apa, dia belum terlalu mahir. Ah sudahlah yang penting bisa masuk ke dalam perut. Apa saja.
Di dalam sana, Rafa mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai.
Sebelum keluar, dia mengamati sekeliling, kamar sudah sangat rapi. Semua terletak pada tempatnya. Pantas saja tadi ia melihat Ola begitu bersemangat menyambut hari.
Rafa mengambil ponselnya, menguhubungi seseorang, dia melangkahkan kakinya ke balkon, berbicara serius di sana. Sebelah tangannya ia masukkan ke dalam saku celana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Rafa [END]
Romansa#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021) #Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021) #Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021) Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
![I'm With Rafa [END]](https://img.wattpad.com/cover/218606870-64-k587629.jpg)