Tidak masalah jika bukan aku yang kamu pilih, karena ketika mencintaimu, aku tidak berharap lebih.---------
"Kejutan!!" teriak Samudra di ikuti teman-temannya yang terlihat begitu semangat. Kecuali Arjun, laki-laki itu tersenyum simpul saat melihat wajah Ola muncul. Di balik saku celana, tanpa sadar ia meremas tangannya kuat, sungguh Arjun benci perasaan aneh yang masih tertanam di hatinya, bohong jika dia mengatakan baik-baik saja sekarang. Nyatanya, sedalam apa pun ia berusaha melumpuhkan rasa cintanya untuk Ola, semua itu sia-sia. Perasaan itu kembali hadir, membuat batinnya tersiksa, lagi dan lagi.Andai Samudra tidak memaksanya untuk datang, andai Aska tidak ngotot menariknya kesini, dia tidak akan menyaksikan wajah Rafa yang mungkin saja sedang berpura-pura. Bukan menyepelakan niat orang untuk berubah menjadi lebih baik, namun, tidak tahu kenapa, Arjun masih belum yakin jika Rafa sudah menerima kehadiran Ola dengan sepenuh hati. Mungkin ini terdengar menyakitkan, tapi, bagi sebagian laki-laki, ketika memlilih, dia akan fokus pada hal yang menyedihkan. Tidak semua, namun kebanyakan begitu. Jenis perasaan kasihan.
Jika dia memilihmu tapi bayang masa lalu masih melekat di hati-omong kosong apa yang keluar dari mulut manisnya. Dan semoga saja Rafa tidak termasuk. Tentu saja Arjun ingin Rafa benar-benar tulus, agar perempuan yang ia puja bahagia.
"Antiiiiii!" Suara yang begitu Ola rindukan kini terdengar kembali. Berseru dengan riang dalam gendongan Rafa, bocah itu terlihat tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang putih. Tangan mungilnya melingkar di leher Rafa.
Ola masih berdiri pada posisi semula, terlalu kaget, sehingga kalimat yang hendak ia keluarkan lenyap sudah. Baru tadi dia memikirkan tentang Faruq, dan tiba-tiba saja bocah yang begitu ia rindukan muncul di hadapannya, tertawa riang. Dia menatap ke depan, menatap orang-orang yang yang akhir-akhir jarang ia temui karena keadaan terpaksa membuat mereka sulit untuk menyapa satu sama lain.
Tau-tau saja gerakan tubuh membawanya pada Rafa yang berdiri dua langkah lebih jauh dari tempatnya."Ini beneran, Faruq?" tanya Ola masih tidak percaya, raut polosnya membuat Rafa terkekeh pelan. Dan hal itu tidak luput dari pandangan Arjun.
"Memang siapa lagi? Kalau masih gak yakin, coba tanya langsung," ujar Rafa, menatap Ola.
Menerima usulan Rafa, Ola bertanya serius."Ruq, ini beneran kamu kan?" Ola tidak tahu, apakah Faruq mengerti dengan pertanyaanya.
Rafa membisikkan sesuatu di telinga bocah itu.
"Anti ini benelan Paluq tau," jawab Faruq sembari menyentuh pipi Ola.
Sejerus kemudian Ola kegirangan sendiri, bibirnya menyungging senyum, dengan rasa bahagia luar biasa perempuan itu merentangkan kedua tangannya, dan tentu saja tanpa penolakan, Faruq menghambur dalam gendongan Ola.
Perempuan itu mencium pipi gembul Faruq berulang kali, menuntaskan rasa rindu yang selama ini berusaha ia pendam sendiri.
"Kita gak di suruh masuk nih? Mana tangan udah pegal banget," sindir Samudra sengaja menggoyangkan kedua tanganya yang sama-sama membawa barang belanjaan Rafa. Lama-lama dia muak sendiri, abang sepupunya memang kurang ajar, mudah sekali melupakan kebaikan orang-tepatnya tidak tahu terima kasih.
Rafa melihat sekilas ke arah Samudra, laki-laki tengil itu memang terlihat kesusahan, tetapi ketika melihat Arjun, rasa terima kasih seakan hilang begitu saja. Membiarkan Arjun masuk, apalagi ada Ola yang seolah biasa saja dan terlihat ramah terhadap laki-laki itu, sama saja bencana dalam hidupnya.
"Kelamaan lo Bang, gitu aja pake mikir,"cerocos Samudra saat Rafa masih diam, "Kuy ganteng masuk, anggap aja apartemen sendiri." Tanpa tahu malu, Samudra masuk begitu saja. Membawa semua belanjaan Rafa yang lumayan banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Rafa [END]
Romansa#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021) #Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021) #Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021) Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...