#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
"Fara capek banget Kak." Fara langsung jongkok, berungkali ia mengatur napasnya.
"Kakak juga, Ra." Ola menyapu keringat yang membasahi keningnya. Padahal tadi mereka cuma mengelingi pasar malam, tapi kenapa rasanya sangat melelahkan?
"Kak, Fara takut pulang, mana udah setengah 10 lagi." Fara melirik arlojinya, ia menatap cemas sekeliling. Meski tidak terlanjur tengah malam, tapi tetap saja ia belum pernah pulang malam, ini pertama kalinya, apalagi ia seorang perempuan. Habislah, ayah–bundanya pasti akan marah besar.
"Kalau takut, tadi kenapa ngeyel gak mau pulang?" Ola menepuk jidatnya.
"Ya gimana, Fara kalau seneng suka lupa waktu," ujar Fara cengesan.
Ola jadi kalut sendiri, jujur ia sedikit takut untuk pulang, mengingat ia bukan pulang ke pesantren. Melainkan ke rumah yang nyatanya memang masih asing baginya. Terdiam sebentar, Ola mulai mencari ide yang semoga bisa membantu keadaannya sekarang. Gadis itu melemparkan padangannya ke segala penjuru, pasar malam masih terlihat ramai, banyak orang yang masih berlalu–lalang.
"Kita pulang aja gimana? Kalau di rumah nanti kita di marahin, ya terima aja," usul Ola. Ia tidak punya cara lain.
"Kakak gak takut di marahin Ayah? Bunda? Dan Abang?" tanya Fara memastikan.
Tersenyum, "Kakak sama sekali tidak takut kok,"jawab Ola mantap. Ah kenapa harus takut? Ia sudah kebal.
"Oke deh Kak, tapi sebelum pulang, Fara mau beli sesuatu, boleh ya Kak?"
Ola mengangguk, lalu mereka berjalan, mencari sesuatu yang Fara mau. Mereka berjalan melangkah ke depan, menerobos padatnya manusia.
Sudah pukul 11 malam lewat, dan kedua gadis itu sudah selesai dengan barang belajaannya, bukan, lebih tepatnya hanya Fara yang membeli. Sementara Ola, gadis itu cuma menemani saja.
"Nanti kalau kita udah sampai di rumah, jangan ngebantah mereka ya, kita cukup diam dan dengerin ceramah mereka."
"Siap, Kak." Fara terkikik kecil.
Namun saat ingin keluar dari pekarangan pasar malam, tiba–tiba netra Fara menangkap sosok yang sangat ia kenali, matanya memicing, memastikan bahwa ia tidak salah liat. Namun, samakin ia memastikan, semakin jelas siapa gerangan itu.
Fara langsung menarik tangan Ola, membuat Ola terkejut sebentar. " Kak itu Bang Sam kan?" tanya Fara, tangannya menunjuk sekelompok cowok yang sedang terlihat becengkrama. Ola mengikuti pandangan Fara, matanya memincing, memastikan bahwa apa yang Fara bilang itu benar. "Ah iya benar itu dia."
Tersenyum penuh arti, Ola dan Fara saling pandang. Lalu mereka mengangguk mantap, tak mau pikir panjang lagi, segera mereka menyusul Samudra.
"Abaaaang.....!"teriak Fara yang berhasil mencuri perhatian orang–orang, sementara itu, Ola hanya mengikuti adik iparnya dari belakang, sesekali menggeleng tidak percaya saat melihat kelakuan Fara.
Tanpaknya Samudra belum menyadari bahwa ada Fara yang memanggilnya, terbukti saat ia masih asik dengan teman–temanya.
"Bang Sam!" Fara menarik baju belakang Samudra, membuat lelaki itu menoleh.
"Eh buset, adek gue!" Samudra terkejut melihat Fara yang tiba–tiba ada di belakang dirinya. "Ngapain kamu di sini?"tanya Samudra masih dengan tanpang syoknya. Apalagi saat melihat kedatangan Ola.
"Ya mau aja. Bang pulang yuk, Fara gak berani pulang, takut dimarahin." Fara mentap Samudra penuh harap.
"Gak bisa sekarang, Abang masih ada urusan. Tunggu urusan Abang selesai dulu ya. " Samudra melirik arlojinya, sudah 15 menit, namun, perempuan yang ia bawa tadi masih belum menunjukan batang hidungnya.
"Urusan apa?" tanya Fara dan Ola secara bersamaan, memang sejak kapan Samudra punya urusan?
Tersenyum jail. " Nunggu cewek," jawab Samudra.
"Kak Ami?" tanya Fara girang, ah iya, dia senang bertemu dengan perempuan itu.
"Bukan, dia gak mungkin mau di ajak keluar. Karena perempuan baik malam minggunya di rumah," ucap Samudra, berhasil membuat semuanya melongo, tak terkecuali Arjun dan Aska yang di buat takjub.
"Jadi lo beneran udah metok sama si Arumi itu?" tanya Aska memastikan.
"Belum, tapi akan," jawab Samudra mantap.
Ola mendesah, berulangkali ia melirik arlojinya. " Masih lama gak?" tanya Ola menatap Samudra.
Melihat wajah Ola yang gelisah, akhirnya Samudra memilih pulang, bodo amat dengan cewek yang ia bawa tadi."Hmm yaudah kita pulang sekarang Kak."
"Kak?" Arjun dan Aska cengo sendiri.
"Kakak ipar gue," jawab Samudra, ia segera berlalu, diikuti Ola dan Fara.
"Kita duluan ya Abang–Abang." Fara melambaikan tangannya, membuat kedua laki–laki itu tersenyum kecil.
"Ya Allah, jodoh gue ramah banget." Aska mengeleng lemah, tidak kuat melihat senyum Fara.
Tidak tertarik dengan ocehan Aska, Arjun lebih memilih menatap punggung Ola yang semakin menghilang di telan keramaian. "Cantik." Arjun bergumam.
———————————————
Ola tersentak saat tiba–tiba seorang mencengkram tangannya kuat.
"Rafa.... " Ola menatap kaget ke arah Rafa yang tiba–tiba menariknya begitu saja.
"Ola pulang sama Abang." Setelah mengatakan itu, Rafa berlalu begitu saja tanpa melepas cengkramannya.
"Eh Abang marah ya? Mukanya serem," ujar Fara polos.
"Cuma permasalahan rumah tangga, kamu gak usah mikir yang aneh–aneh. Ayok pulang... " Samudra membukakan pintu mobil, mendorong pelan tubuh Fara hingga berhasil masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil Rafa menatap tajam istrinya. "Besok kalau mau pergi bilang! Ingat, kamu gak lagi tinggal di rumah orangtuamu, jadi, jangan nyusahin orang lain. Kalau mikir itu pakek otak!"
Terdiam, Ola mencerna setiap kata yang keluar dari orang yang sialnya suaminya sendiri. Seumur hidup, ia tidak pernah sakit hati saat orang–orang memarahinya, seperti yang pernah ia katakan, dia sudah kebal dengan segala bentuk makian. Bahkan saat Abiya memarahinya, ia masih bisa bersikap biasa saja. Namun, kali ini entah kenapa ia merasakan sesuatu yang sangat menyentil hatinya, seperti perasaan sesak.
——————————————
Aceh, 27 April 2020
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.