Hujan di mataku

9.5K 869 470
                                        

Pesan: Yang orang Aceh aku mau minta tolong, nanti jika ada bahasa Aceh, mohon di terjemahkan ya😂

Jangan mempersulit keadaan, jangan membuatku bingung kembali. Jika hatimu bukan untukku, seharusnya pergilah, tidak ada yang perlu di pertahankan lagi.

Hidup memang begitu bukan? Masa senang, masa sedih, tidak ada yang sempurna di atas bumi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup memang begitu bukan? Masa senang, masa sedih, tidak ada yang sempurna di atas bumi ini. Setiap manusia memiliki masanya masing–masing, entah sedih atau senang, tidak ada yang selamanya.

Jika sekarang kau sedang diliputi rasa sedih yang tak berujung, beban hidup yang seolah menghantammu tanpa ampun, jangan terlalu meratapi  takdir yang telah telah Allah gariskan, percayalah suatu hari nanti tidak menutup kemungkinan rasa sedihmu akan tergantikan dengan rasa bahagia tiada tara, kau hanya perlu hadapi dan bersyukur.

Tidak ada luka ya abadi di bumi.

Terkadang kita sebagai manusia terlalu menutup mata, merasa paling menyedihkan, padahal ada yang lebih sedih hidupnya, hanya saja mereka tidak terlalu merintih, mereka menghadapi semua itu dengan senyuman, dengan rasa syukur.

Kita yang terlalu berlebihan.

Ola menarik napasnya dalam–dalam, lalu kembali membuangnya dengan perlahan, ia menggelengkan kepalanya berulang kali, tidak peduli semenyedihkan apapun hidupnya, ia harus tetap hidup. Ia harus bahagia.

“Jangan melulu pilu, takdir bahagia masih belum habis, masih banyak di masa depan, semangat untuk  Ola yang sedang berjuang!” ujar Ola pada dirinya sendiri, menyakinkan diri.

Suara para santri–santri yang mengaji terdengar sampai ke dalam kamar Ola, tanpa terasa Ola mengulung senyum, menutup mata, ia menikmati setiap suara–suara itu, belum pernah ia merasa hidupnya semenyenangkan ini. Atau mungkin karena selama di Jakarta ia merasa terbebani, makanya selama di sini, setiap detiknya terasa luar biasa?

“Ola kamu masih di dalam?” suara ketukan pintu dari luar sontak membuat mata Ola terbuka sempurna, ia mendesah saat lagi–lagi seseorang mengacaukan momen bahagianya.

"Iya, aku masih di dalam." Ola menyahut dengan malas.

Sedetik kemudian pintu kamar terbuka, menampilkan Nanda yang berdiri di ambang pintu, dengan wajah yang sungguh membuat Ola cemberut.

"Pakeun hanaek beut? (Kanapa gak naik ngaji?)" tanya Nanda garang, sungguh ia senang jika Ola pulang, tapi di waktu bersamaan ia juga membenci Ola yang pemalas.

Kak long saket prut, (Kak aku sakit perut)” jawab Ola sembari memegang perutnya, tidak lupa juga ia membuat raut wajahnya semenyedihkan mungkin.

Nanda memutar bola matanya, alasan pasaran seperti ini sudah sering ia dengar, dan apa sekarang Ola memakai alasan itu? Oh jangan harap Nanda akan percaya.

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang