Not blurred

8.7K 855 287
                                        

Tidak bisa, aku tidak tahan hidup penuh kepuran-puraan, aku merindukan hidupku yang dulu, aku lelah memakai topeng ini.

Tidak bisa, aku tidak tahan hidup penuh kepuran-puraan, aku merindukan hidupku yang dulu, aku lelah memakai topeng ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bunda, apa boleh aku pulang seorang diri?"

"Tidak boleh jika seorang diri, kamu harus pulang dengan Rafa, sayang."

"Tidak punya waktu katanya, sibuk."

"Kenapa ingin pulang?"

"Aku merindukan keluargaku. Jika aku pulang, Bunda jangan marah ya..,"

"Tunggu Rafa punya waktu dulu ya, setelahnya baru kamu bisa pulang."

"Terlalu lama, Bunda. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi."

Sekilas Ola teringat perbincangan dengan Aira tadi malam, lagi ia teringat tentang tiket pesawat yang sudah jauh-jauh hari ia booking, tentunya tanpa sepengetahuan siapa pun. Bagaimana pun nanti, ia harus bisa pulang, dengan izin atau enggaknya Rafa. Ia tidak akan peduli lagi tentang segala resiko yang akan terjadi, sekali lagi, memang sejak kapan Ola menjadi perempuan yang patuh?

Sudah dua hari Ola tinggal di rumah mertuanya, selama dua hari juga, Aira yang merawatnya. Merawatnya dengan penuh kasih sayang, dan karena tidak di perbolehkah tidur seorang diri, mertuanya menyuruh Fara untuk menemani dirinya. Oh rasanya Ola sangat beruntung di pertemukan dengan orang-orang sebaik keluarga Anggara, kecuali Rafa.

Perihal kampus, Ola sudah mengabari dosennya bahkan ia sudah menitipkan surat dokter pada Fara. Untunglah, ia tidak absen selama 3 hari, karena jika absen, bisa runyam, masa depannya bisa di ambang kehancuran. Dan untungnya lagi, dosennya bukan dosen killer, maka nikmat tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

Sekarang, Ola menatap pantulan dirinya di cermin, alerginya sudah mulai membaik, tidak separah kemarin, dan saat di malam hari pun, ia tidak merasakan hawa dingin lagi. Ia sudah bisa tidur dengan nyaman.

Setelah puas berdiri di depan cermin, Ola melangkah kakinya menuju tempat tidur, Ola menghela napasnya kuat-kuat, ia bosan, ia ingin pulang. Selalu seperti ini, jika sedang sakit, Ola selalu merindukan dekapan sang umi. Ola mengernyit dahinya, saat tangannya menyentuh sesuatu, sebuah buku, segara Ola menoleh ke samping, dan benar saja ada sebuah novel di sana. Pasti novel ini punya Fara, memang siapa lagi jika bukan gadis itu.

Pangeran Hingga Jannah

Saat membaca judul, Ola langsung merasakan rasa penasaran yang teramat, di ambilnya buku itu, di cover depan, tertulis nama pena penulisnya, nama yang terasa begitu asing, My Kiara. Tidak hanya itu, covernya sangat menarik, setiap simbolnya seperti punya makna sendiri, bintang, hujan, gelap, mawar biru. Meski belum membuka dan membacanya, Ola sedikit paham maknanya, seperti mengambarkan luka.

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang