Sahabat yang baik adalah dia yang selalu merengkuhmu pada jalan kebaikan, yang selalu mengingatkanmu pada-Nya. Beruntunglah jika kamu sudah menemukannya di antara milyarannya manusia.
Waktu terlalu singkat jika di habiskan bersama dengan orang yang tidak mendekatkanmu pada Allah.Selesai membaca beberapa buku di perpustakaan, Ola, Fara, Vina, dan Siti langsung keluar dengan semangat, namun tidak dengan Ola, gadis itu terlihat biasa saja. Ia berjalan di sebelah Siti, sedang Vina dan Fara berjalan di depan, kedua gadis itu begitu heboh. Sepanjang jalan mereka bercengkrama tidak jelas.
Langkah Fara terhenti. "Mau ke kantin dulu atau langsung masuk kelas?" tanya Fara, ia menatap teman-temannya.
"Kantin, aku lapar," jawab Vina, ia membalikkan tubuh, meminta persetujuan dari Ola dan Siti.
"Boleh, kita masih punya waktu setengah jam lagi," ujar Siti.
"Aku gak lapar, mau langsung masuk," ujar Ola. Rasanya hari ini ia tidak mau apa-apa, tidak makan, tidak yang lain.
"Kenapa? Tumben hari ini gak semangat buat hidup, baru putus heh?" selidik Vina membuat Fara langsung menatap Ola, tidak mungkin mereka bertengkar kan?
"Ngaur, aku gak pacaran!" Setelah mengatakan itu Ola langsung pergi, membuat teman-temannya semakin kebingungan. Ini kali pertama Ola begitu aneh sikapnya.
"Lah malah sensi itu anak?"
"Biarkan Ola sendiri dulu, mungkin dia lagi rindu Umi-Abiyanya. Kita ke kantin sekarang," ujar Siti, perempuan itu langsung menarik tangan Vina, begitu pun Vina, dia juga menarik tangan Fara. Namun, Fara langsung menolak.
"Aku gak pengin ke kantin lagi, kalian berdua aja ya, aku tunggu di kelas."
"Punya teman, makin aneh aja," gerutu Vina. "Hari ini kita makan berdua saja." Lalu Vina langsung merangkul bahu Siti.
Di sepanjang koridor, Ola hanya berjalan dengan malas, sesekali ia mengamati pakaiannya hari ini, terasa aneh, terasa tidak nyaman. Padahal, bukan dirinya saja yang pakaiannya seperti ini, tapi kenapa ia merasa tidak percaya diri. Lagi, Ola mengamati setiap mahasiswa yang berlalu-lalang, bahkan para perempuan itu lebih parah lagi pakaiannya, ada yang tidak memakai hijab.
Jaga aurat, La.
Jaga aurat, La.
Jaga aurat, La.
Ola mematung kala bayang-bayang tentang umi muncul kembali di benaknya. Rasa bersalah semakin mengusainya, "Maaf, Umi." Gumam Ola, sangat lirih.
"Kak Ola...! Tunguin aku." teriakan itu sontak menghentikan langkah Ola.
"Kamu kenapa? Gak jadi ke kantin?" tanya Ola terheran-heran saat Fara sudah berdiri tepat di sampingnya. Gadis itu terlihat ngos-ngosan.
"Gak jadi, mau temanin Kak Ola aja," ujar Fara cengegesan.
"Pulang nanti, temanin aku ke suatu tempat, mau ya?"
"Cuma berdua?" tanya Fara.
"Gak, nanti kita ajak Vina dan Siti."
"Emang mau kemana? Tumben sekali."
Ola hanya tersenyum kecil, tidak menjawab.
Mereka berjalan beriringan di koridor, sesekali Fara mengoceh tidak jelas. Bercerita tentang kakak senior yang beberapa hari ini menjadi incaran hati Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Rafa [END]
Romance#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021) #Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021) #Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021) Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...