Return

8.5K 853 289
                                        

Pergi untuk kembali..

Aira terjaga dari tidurnya kala kumandang azan terdengar sayup–sayup, ia bangkit, dan menyandar di kepala ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira terjaga dari tidurnya kala kumandang azan terdengar sayup–sayup, ia bangkit, dan menyandar di kepala ranjang. Di liriknya jam yang mengantung di dinding, sudah pukul 5 subuh. Aira menoleh ke samping, terlihat Farhan yang masih tertidur pulas dengan sebelah tangan yang setiap melingkar di pinggangnya, selalu saja seperti ini.

"Kak, bangun. Udah subuh." Aira menyentuh wajah suaminya, berharap dengan ini, Farhan akan terganggu. Namun, bukannya bangun, Farhan malam membawa tubuh Aira ke pelukannya. Berhasil membuat Aira memekik. Dan sekarang, Aira berakhir berbaring di atas kasur kembali.

"Kak Farhan, ih. Bangun!" ujar Aira sedikit kesal. Berulang kali ia berusaha menyingkir tangan Farhan.

Dalam hitungan detik, mata Farhan terbuka sempurna, ia terkekeh sebentar saat melihat wajah istrinya yang begitu menggemaskan,"Lima menit lagi, sayang,"ujar Farhan pelan, kembali memejamkan matanya, dan tanpa mau melepaskan pelukannya.

Mendengar itu mata Aira sontak melotot,"Aira mau siap–siap, Kak. Dulu aja Kakak pernah bilang waktu sangatlah berharga, nah kenapa sekarang malah suka membuang–buang waktu,"dumel Aira seraya terus berusaha bangkit.

Kembali Farhan membuka matanya saat mendengar kebawelan sang istri tercinta, sebelah alisnya terangkat, ah istrinya ini masih saja mengingat kata–kata itu.

"Bagi saya, waktu sangat beharga. Dan macet? Itu bukan urusan saya!"

Farhan terkekeh sebentar, lalu ia melepaskan tangannya di pinggang Aira, namun sebelum bangkit, secepat kilat Farhan mengecup singkat bibir istrinya seraya berkata,"Aku mencintaimu."

"Kakak, ingat umur!"Aira melotot saat menerima perlakuan Farhan yang mendadak, dan itu sukses membuat batinnya melayang.

"Apa salahnya dengan umur? Meski nanti kita sudah menua, memiliki cucu sekali pun, setiap paginya, aku tidak akan pernah bosan mengutarakan bahwa aku mencintamu, selamanya. Mengerti sayangku?"

"Jika begini terus, Aira bisa–bisa terkena diabetes." Aira berujar pelan, menatap suaminya.

"Ha ha ... Ngawur kamu," ujar Farhan terkekeh sebentar, lalu mengacak rambut Aira pelan, "Mau mandi bareng?" tanya Farhan dengan seringai jailnya.

"GAK USAH ANEH–ANEH!" Aira berucap garang, dan itu semakin membuat Farhan tidak bisa menahan tawanya.

Setelah mengatakan itu Aira buru–buru bangkit, berjalan ke kamar mandi. Tidak lupa ia mengambil handuk yang letaknya di sebelah pintu.

"Loh gak jadi mandi bareng?"tanya Farhan sedikit mengeraskan suaranya. Ia menatap punggung istrinya yang hilang di balik pintu.

"GAK!" teriak Aira dari dalam.

Setelah selesai salat subuh, Aira tidak buru–buru beranjak dari sajadanya, terlebih dahulu ia melantukan surah Al–Waqiah dengan suara yang begitu merdu. Karena terdapat banyak sekali keutamaan saat baca surah tersebut, diantaranya; dijauhkan dari kemiskinan, diberikan kemudahan dan kesenangan, pelindung diri dari kemudaratan dunia, dijauhkan dari kefakiran, sakit di ringankan, dan, mempermudah roh keluar dari jasad kelak. Luar biasa bukan?

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang