(Putar lagu di mulmed)
Sekeras apa kamu mencoba menutupi.
Segila apa rasa yang bersarang di hatimu, sekuat apa kamu mencoba bertahan. Tetap saja, jika di labuhkan pada tempat yang salah, selamanya tidak akan pernah benar.
Menyerah saja, semakin kamu melawan, takdir semakin membawamu pada pilihan–pilhan pelik, terima saja, semua ini jelas tidak mungkin bagimu.
——————————
Rafa membawa Kyelin pada sebuah kedai bunga yang letaknya tidak terlalu jauh dari kerumunan orang–orang kota. Namun, meski begitu, kedai ini cukup sunyi, tidak terlihat pengunjung yang berdatangan, untuk sekarang, hanya mereka berdua. Malam ini, Rafa akan membuat Kyelin merasa begitu di cintai, tentu saja, karena sungguh Rafa sangat merindukan senyuman bahagia kekasihnya. Sebelum berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama, mereka harus memiliki kenangan.
Ragu–ragu Kyelin melirik Rafa, alisnya mengerut bingung, kenapa Rafa membawanya ke tempat yang jelas–jelas tidak ada orang yang datang sama sekali? "Raf, kamu gak salah tempat kan?"
"Gak, aku memang berniat membawamu kesini," ujar Rafa, tersenyum tipis. "Ayok masuk." Lanjutnya lagi, lantas segera menarik tangan Kyelin untuk masuk ke dalam. Benar saja, di dalam tidak ada siapa–siapa. Senyap.
Di dalam, Kyelin di buat takjub, dengan bunga–bunga yang begitu terlihat mengagumkan. Semuanya tertata rapi di setiap sudut, Kyelin langsung kegirangan saat menemukan bunga kesukaanya. "Rafa, coba lihat, bunganya cantik banget." Sangking senangnya Kyelin berjingkrak—mampu membuat Rafa terkekeh sebentar.
"Tapi di sini kok gak ada pemilik kedainya?" tanya Kyelin saat menyadari bawah tidak ada siapa pun, ia melemparkan pandangan ke segala sudut, berharap menemukan si pemilik kedai, namun faktanya, di sini hanya ada mereka berdua.
"Ada, mungkin lagi keluar sebentar. Aku kenal sama pemiliknya."
"Teman kamu?"
"Bukan, tapi temannya uncle Raka."
Kyelin hanya mengangguk pertanda ia mengerti, lalu dengan riang ia mengelingi bunga–bunga yang tersusun rapi itu, mendekatkan diri, lalu menghirup wangi bunga yang memanjakan hidungnya.
Rafa berjalan ke arah pojok, mengambil setangkai bunga mawar biru, jika ia melihat bunga ini, selalu saja mampu mengingatkan dirinya pada sang bunda. Budanya begitu menyukai mawar biru, bahkan sangking sukanya, di halaman belakang rumahnya penuh dengan bunga mawar biru.
"Aku gak suka bunga itu," ujar Kyelin saat melihat Rafa sedang memegang bunga mawar biru.
Mengerutkan kening, lantas Rafa bertanya. "Kenapa? Padahal cantik."
"Gak suka saja."
Dalam hitungan detik, Rafa meletakkan kembali bunga itu, lalu ia segera berjalan kembali ke arah Kyelin, berdiri di samping gadis itu.
"Aku kira kamu akan membawaku ke tempat lain."Kyelin mengambil setangkai bunga kesukaanya, mawar merah. Lagi, ia menghirup bunga itu dalam.
Rafa melirik kekasihnya, menatap gadis itu lamat–lamat."Kamu gak suka? Kalau iya, kita cari tempat lain aja." Terdengar suara Rafa yang seperti kecewa.
Tersenyum, Kyelin menoleh ke samping, menatap Rafa, kedua tanganya menagkup pipi Rafa."Aku suka, jika itu bersamamu." Setelahnya Kyelin mengajak Rafa untuk duduk di pojak yang langsung menghadap jendela, di luar tampak hampir sunyi, orang–orang yang berjalan kaki tidak terlalu banyak seperti tadi, mungkin karena cuaca yang kurang baik dan malam semakin larut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With Rafa [END]
Romance#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021) #Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021) #Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021) #Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021) Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
![I'm With Rafa [END]](https://img.wattpad.com/cover/218606870-64-k587629.jpg)