Rafa, and his promise

10.8K 867 350
                                        

Demikian hidup, perasaan manusia ibarat bumi, berputar silih berganti, hari ini orang yang paling kamu benci bisa saja menjadi yang paling kamu cintai di kemudian hari.

————————————

Ola membalikkan tubuhnya, orang–orang yang berlalu–lalang di sana mulai menatap mereka, dan sialnya Rafa biasa saja, laki–laki itu sama sekali tidak terpengaruh, padahal sekarang Ola mati–matian menahan malu, dia tidak suka menjadi bahan tontonan banyak orang.

Dengan gerakan cepat, Ola mendekati Rafa, “Apa kamu gila? Jangan konyol di tempat umum,” desis Ola menahan amarah. Bagaimana bisa Rafa berteriak di tempat umum? Bagaimana jika ada teman–temannya yang melihat? Mampus!

Rafa melirik sekitar, dan benar, orang–orang menatap mereka sembari terus berjalan, dan Rafa sama sekali tidak peduli. “Aku tidak main–main dengan ucapanku.” bisik Rafa di telinga Ola.

“Kamu yakin?" Ola bertanya pelan, ragu–ragu, setelah apa yang terjadi, dia tidak bisa sepenuhnya percaya lagi, Rafa, laki–laki itu tidak pernah serius, apa yang keluar dari mulutnya cenderung pura–pura, hanya tong kosong. Rafa adalah laki–laki plin–plan yang tidak punya pendirian. Sialan! Dia muak menjadi teman hidup Rafa.

“Aku tidak sedang ingin bercanda.”

Merasa ada yang aneh, karena ini semua mendadak, tidak mungkin secepat itu Rafa mau melepaskan Kyelin—Perempuan yang katanya mati–matian Rafa perjuangkan, lebih membingungkan lagi, hanya demi Ola—sumber masalah bagi Rafa.

Wajah Ola terangkat, menatap mata indah milik Rafa, “kata–katamu, tidak semudah itu membuatku yakin. Karena di dunia ini yang  paling mengerikan adalah laki–laki dan segala janjinya.” Ola tersenyum getir.

Ola tidak boleh luluh.

Karena selamanya, cinta Rafa hanya untuk Kyelin.

Hanya ada Kyelin di hidup Rafa.

“Maaf, Rafa. Aku tidak mau menyesal di kemudian hari hanya karena terlanjur percaya pada manusia.”

“Kau tidak percaya padaku? Yang benar saja? ... Jadi sungguh kau menolakku, Ola?” tanya Rafa sedikit tidak percaya.

Ola tidak menjawab, perempuan itu hanya tersenyum, setelahnya meninggalkan Rafa begitu saja.

Senyuman itu, sangat mencurigakan bagi Rafa.

————————

Ola masuk dalam kelas dengan perasaan yang sungguh ia sendiri tidak tahu kenapa. Perempuan itu mengalihkan tatapannya ke arah sekitar, tempat ini ... Jika dia tidak menikah dengan Rafa, mungkin sekarang, dia masih di pesantren, dan mungkin juga, dia bahagia di sana. Dan Ola tidak perlu repot–repot datang ke sini setiap hari.

Tidak pernah ada dalam benaknya bahwa hari ini akan terjadi, bahwa Rafa akan memilih dirinya, seolah menjadi titik terang setelah waktu panjang yang telah mereka lalui bersama. Pertengkarang yang tiada ujung, saling menyalahkan, hari–hari yang penuh keegoisan.

Namun Ola sadar, tidak boleh satu harapan pun tumbuh pada Rafa. Karena setelah ini bisa saja, Rafa akan berubah pikiran, lalu tersadar bahwa Jerman dan Kyelin lebih dari apa pun.

“Ola...!”

Tiba–tiba Ola tersentak kaget, akal warasnya seperti kembali, setelah beberapa detik yang lalu memikirkan sesuatu yang seharunya ia lenyapkan dari otaknya.

Tersenyum, Ola melambaikan tangannya Pada teman–temannya.

“Ola, maafin kita yang baru tahu sekarang, maaf karena tidak ada di saat kamu butuh,” ujar Vina merasa bersalah, dia sudah tahu apa yang terjadi pada temannya.

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang