#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Kau akan mengerti artinya berharga setelah merasa kehilangan.
Menelan ludah, Rafa terdiam sebentar. Ia mulai mencerna, siapa perempuan yang dimaksud Ola, kini Rafa mengadahkan kepala ke atas, mengikuti tatapan gadis di depannya, seketika Rafa baru sadar, bahwa ia belum memindahkan foto Kyelin dari kamarnya. Ah kenapa harus repot–repot, biarkan saja foto itu, agar Ola tahu, bahwa ia sudah memiliki kekasih. Agar gadis itu paham, pernikahan ini cuma bentuk kesalahan.
"Aku tidak akan memindahkan foto itu!" ucap Rafa sarkas. Setelah mengatakan itu ia berlalu begitu saja, berjalan menuju kamar mandi, Ola berdecih. Sungguh ia tidak menyukai lelaki macam Rafa!
"Terserah, aku juga tidak peduli!" Sentak Ola tajam, lalu gadis itu berjalan ke arah balkon kamar, tapi sebelum itu, ia terlebih dahulu mengambil buku gambar dan pensil yang sempat ia bawa. Ola duduk di kursi dengan santai, ia mengamati objek di hadapannya, pemandangan yang sangat indah. Dengan lihai tangan Ola menari–nari di atas buku gambar, gadis itu terlihat serius. Mengabaikan kedatangan Rafa. Sekilas Rafa melirik Ola, mengamati apa yang di lakukan gadis itu. Dan ternyata cukup menarik.
"Abang...! Kak Ola! Fara masuk boleh ya?" Mendengar suara adiknya, sontak Rafa langsung saja berjalan ke arah pintu.
Rafa membukakan pintu, menampilkan Fara yang terlihat cengesan. "Ada apa?" tanya Rafa heran melihat tingkah adiknya.
"Fara sendiri di kamar, mau keluar, tapi Bunda gak izinin, mau main sama Bang Sam, tapi orangnya malah pergi, mana perginya gak ajak–ajak lagi. Jadi berhubung masih ada Kak Ola, Fara mau ajak kak Ola main aja, kalo aja Abang pasti gak mau," jawab Fara panjang lebar.
"Kamu bukan lagi anak SD, udah mau kuliah, jadi jangan main mulu."
"Tapi kan Fara mau senang–senang dulu, sebelum mengenal tugas–tugas yang memberatkan," bela Fara. "Boleh ya ya ya?" gadis itu meraih tangan Rafa lalu mengoyang–goyangkan tangan abangnya berulang kali, persis seperti anak kecil.
Melihat itu, Rafa menghela napas sebelum akhirnya mengangguk pertanda ia setuju.
"Yeay...! Makasih Abangnya Fara yang paling–paling ganteng!" Fara berteriak kesenagan, lalu menerobos masuk kedalam kamar abangnya.
Langkah Fara terhenti, ia melihat ke arah dinding, matanya menyipit, mengamati foto perempuan yang sangat ia kenali, secepat kilat Fara membalikkan tubuhnya, menatap abangnya penuh selidik.
"Apa lagi, Ra?" tanya Rafa heran.
"Kenapa foto Kak Kyelin masih ada di kamar Abang?"
"Cuma foto, bukan apa–apa. Lebih baik kamu langsung ajak Kak Ola keluar," ujar Rafa malas.
Tanpa membantah, Fara langsung menghampiri Kakak iparnya yang masih asik sendiri.
—————————————
Di sinilah Ola dan Fara berada, pasar malam.
"Ra, udah malam, pulang yuk. Nanti orang rumah pada nyariin." Ola berujar lelah, pasalnya sedari tadi ia sudah membujuk Fara untuk pulang saja, akan tetapi gadis tetap saja mengundur–undurkan waktu.
"Bentar lagi Kak, nanggung ini." Fara tetap keukeuh pada pendiriannya.
"Nanti kita bisa kena marah kalau pulangnya telat. Ra." Ola berusaha menakuti, bagi Ola tidak masalah pulang terlambat, tapi tidak untuk sekarang. Ia tidak mau nakal dulu, karena sekarang ia tidak tinggal bersama orangtuanya lagi, tidak mungkin ia bertindak semaunya, rasanya tidak pas saja.
"Fara mau naik itu, ayok Kak!" Tunjuk Fara ke arah bianglala lalu menarik tangan Ola dengan semangat. Ola ingin menolak, namun Fara terus saja merengek. Jika tau begini, seharusnya tadi sore ia tidak mau menyetujui usulan adik iparnya untuk keluar rumah.
"Semoga malam ini berakhir dengan baik." Ola membatin.
———————————————
"Kak gimana ini, mereka belum pulang juga." Aira mengigit bibir bawahnya, rasa takut semakin menominasi hatinya.
Farhan memeluk Aira, mengusap punggung istrinya berulang kali, mecoba memberi ketenangan. "Jangan khawatir, Rafa sedang berusaha mencari. Sekarang kamu tetap harus tenang di sini, jangan kemana–mana, tunggu aku pulang." Farhan meraih kunci mobil yang ada di nakas, lalu segera bangkit dari duduknya. Ia juga harus mencari Fara dan Ola.
Rafa memukul stir mobilnya dengan keras, ia sudah mencari Ola dan Fara kemana–mana, namun nihil, tidak ada tanda–tanda keberadaan mereka. Padahal malam sudah mulai larut. Hujan pun mulai turun, ikut membuat keadaan semakin mencemaskan. Dengan hati tak karuan, Rafa kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sungguh seumur–umur belum pernah ia coba.
Ya Tuhan, Rafa bisa gila jika mereka benar–benar tidak di temukan. Sial!
————————————————
Aceh, 26 April 2020
Masih belum masuk konflik yang sebenarnya kok, ini masih pemanasan—Aku cuma sedang main–main saja😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.