#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Kamu ... adalah duka sekaligus kehagiaan dalam hidupuku.
Rafa, sepertinya aku sudah jatuh dalam pesonamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
——————————
“Abang, ini kapan selesainya?” tanya Ola, sedikit berbisik pada Rafa. Sedang matanya tetap menatap ke depan, tersenyum ramah. Akhir–akhir ini dia memang sering memanggil Rafa dengan sebutan begitu, meski awalnya terasa aneh. Tapi, tidak di pungkiri juga di waktu tertentu, panggilan curut tetap paling dia sukai. Dan lebih luar biasanya, Rafa tidak mempermasalahkan sebutan itu sama sekali.
“Kamu udah capek?” Tidak menjawab, Rafa balik bertanya, membuat Ola menghela napas. Ya kali gak lelah, seandainya ini bukan hari penting dalam hidup Ola, dia bakal kabur. Tenang, dia mana berani.
“Iya, capek banget, rasanya mau rebahan sekarang juga.” Sebenarnya bukan hanya karena ini saja, Ola tau hari ini paling bersejarah dalam hidupnya, setelah perjalanan panjang mereka. Hari–hari melelahkan penuh kabut, berhasil mereka lewati, kini sedikit menampilkan sirnanya. Tapi tetap saja, dia merasakan ada bagian tidak lengkap dalam relung hatinya, dan sampai kapan pun kekosongan itu akan menemani raganya.
Ola bahagia, namun, tidak sempurna.
Tidak ada umi.
Dari tadi Ola mati–matian mempertahankan hatinya agar tidak rapuh, dia tidak mau memperlihatkan kelemahannya, karena takut mereka akan khawatir. Meski harus menanggung sesak ini seorang diri.
Tiba–tiba Rafa meraih tangan Ola,mengelusnya sebentar. “Sabar, nanti lebih capek lagi,” ujar Rafa santai, lalu saat melihat Sultan dan rekan kerja yang lain berjalan ke arahnya, laki–laki itu melambaikan tangan. Tidak bisa di cegah, bahwa hari Rafa sangat bahagia, dia tidak menyangka akan berada pada titik ini, bersama Ola, hidup dengan perempuan yang dulunya tidak pernah ia harapakan kehadirannya sama sekali. Dan lihatlah, takdir Allah sangatlah mengangumkan.
Meski Rafa paham, kelak perjalanan mereka tidak selalu mulus, akan selalu ada kerikil di depan sana. Tapi, sampai kapan pun, dia tetap mengenggam tanggan Ola. Melangkah dengan yakin.
Sepertinya Ola tidak paham akan kata capek yang Rafa maksud barusan, buktinya perempuan itu malah diam, tidak protes sama sekali. Oleh karena itu, tanpa sadar, Rafa ikut terkekeh, walau hanya sebentar.
“Kenapa, ada yang lacu?” Ola mengerut keningnya.
“Gak ada, La.”
Astaga, polosnya bidadari gue.
Tiba–tiba orang–orang yang begitu Rafa kenali datang menghampiri.“Selamat ... Aku masih gak nyangka kalau Kapten Rafa gak jomlo lagi,” ujar Darena, salah satu pramugari di maskapai tempat Rafa bekerja. Perempuan cantik itu tersenyum ramah saat melihat ke arah Ola. “Mana istrinya cantik lagi,” ujarnya sungguh–sungguh.