#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Sebelum baca bagian ini, maafkan aku terlebih dahulu karena sudah lama menghilang:)
(Yang follow akun wattpadku pasti tau alasannya)
Aku membencimu sama seperti saat aku membenci hujan. Bedanya, hujan membuatku kesepian, sementara kamu, membuat hidupku berantakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
————————————
Beberapa menit yang lalu suasana terasa begitu menakutkan, detik–detik paling menyiksa, kemarahan ayahnya benar–benar tidak main–main, rasanya Rafa ingin mati saja. Sekarang , rangkaian harapan yang sudah ia taman dalam diri pupus sudah, ayahnya sudah mengetahui semua dan dia tidak bisa mengelak lagi, tidak ada yang bisa ia lakukan, selain mencari jalan keluar atas kekacauan yang telah Ola perbuat, andai saja perempuan itu tidak pergi duluan dan mau menunggunya, mungkin sekarang hidupnya masih baik–baik saja, ia tidak akan menanggung semua beban ini seoarang diri. Rafa tahu betul bahwa orangtuanya tidak mungkin merestui dia dan Kyelin hidup bersama atau yang lebih parah, ia tidak izinkan menemui gadis itu lagi, oh, itu sangat tidak adil untuk hidupnya, jika salah satu dari mereka harus pergi maka perempuan itu harus Ola, bukan Kyelin, kekasih hatinya.
Menutup pintu dengan pelan, Rafa berhasil keluar dari ruang kerja ayahnya, sungguh ia sangat gerah di dalam. Lelaki itu meremas rambutnya kuat–kuat, lalu berjalan sempoyangan menuju kamar. dapat ia pastikan hidupnya yang rumit akan semakin berantakan setelah ini, padahal sejak awal ia sudah sangat berhati–hati, memang kenapa ia bisa menutupi semua kebohongannya dengan sangat rapat? Jelas karena Kyelin dapat di ajak bekerja sama, Kyelin tidak akan pernah mengacau, perempuan itu bisa memahaminya, tidak seperti Ola, perempuan sialan itu sama sekali tidak pernah bisa mengerti, dan sekarang Rafa sangat membenci perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu. Sangat!
Dengan penampilan yang sudah sangat acak–acakan Rafa membuka pintu kamar, menyalakan lampu, sunyi itulah yang ia rasakan sekarang, sial! Ola benar–benar telah pergi.
Rafa melepas pakaianya dan meletaknya sebarangan, sekarang, ia tidak peduli lagi tentang kerapian yang selalu ia junjung tinggi itu, dengan pelan ia berjalan menuju kamar mandi, mandi air dingin mungkin bisa memulihkan suasana hatinya.
Sudah setengah jam berlalu, tapi Rafa masih belum juga keluar dari kamar mandi. Entah apa yang ia lakukan di dalam sana.
Tak lama setelah itu, Aira masuk ke dalam kamar putra kesayangannya, putra yang begitu ia bangga–banggakan kehadirannya, ah setidaknya dulu, sebelum Rafa merusak semua kepercayaan yang telah ia beri. Mengingat apa yang telah terjadi, sungguh sangat melukai hatinya.
"Rafa..." Lelaki itu tidak menyahut sama sekali. Aira menatap sekaliling, beberapa saat ia di buat kaget dengan kelakuan Rafa yang sangat tidak biasa, bayangkan saja, pakaian lelaki itu berserakan di atas lantai. Padahal, sebagai seorang ibu, Aira tahu betul, bahwa Rafa adalah anak yang sangat benci berserakan, dan lihat sekarang, apa yang terjadi?