Perihal rasa

9.6K 943 175
                                        

Taburin vote dan komentarnya ya, karena itu semua bikin aku senang pake banget, serius:)

Ingin sekali meninggalkan, percuma bertahan, jika tidak menghasilkan rasa.

Hari pertama OSPEK, sangatlah melelahkan, semuanya harus serba di turuti, dasar senior–senior belagu! Dan percayalah, OSPEK akan berlangsung bukan cuma sehari doang, dan ini masih hari pertama. Hari pertama saja sudah apes, apalagi dengan hari–hari selanjutnya, gila sudah.

"Ini masih hari pertama, esok lebih parah, Kak," tutur Samudra yang masih sibuk dengan makanannya. Sesekali ia melirik kesana–kemari, mencari sosok perempuan yang amat ingin temui, ralat, lebih tepatnya Samudra rindu perempuan itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila parah,"komentar Ola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila parah,"komentar Ola.

"Bang Arjun kan ketua pelaksana, bolehlah bilangin sama beliau, kalau sama kita berdua gak usah berat–berat OSPEK–nya." Celutuk Fara, ia menyengir.

"Gampang kalau urusan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gampang kalau urusan itu." Samudra mengangguk.

Mendengar itu Ola menggeleng, tidak bisa. Ini namanya tidak elit, gak ada harga diri. "Jangan, kita harus adil."

"Tap—" Belum sempat Fara melanjutkan ucapannya, Ola langsung memotong.

"Ara, hidup harus warna–warni, masa kamu cuma mau warna hitam–putih doang? Gak seru kalau gitu dong, jangan takut, oke?"

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang