Stay alive

9.8K 920 161
                                        

Katamu, kita jalani saja masing–masing, dan aku tidak mempermasalahkan, aku tidak akan masuk jika kamu melarangnya.
Aku tidak tertarik dengan hidupmu, kamu bebas melakukan apa pun sepuasmu. Tanpa harus terbebankan dengan kehadiranku.

Tapi sekarang, kenapa kamu malah bertingkah sebaliknya?

Hampir setengah jam berlalu, Rafa masih asik duduk di dalam mobil, seorang diri. Ponselnya masih ia biarkan menyala, dan masih terhubung dengan  Kyelin. Sedari tadi gadis itu bercerita banyak hal, Rafa hanya mendengarkan, tidak menyela barang sedikit pun, ia membiarkan Kyelin bercerita sepuasnya, ia akan melakukan apa pun, asalkan gadisnya bahagia. Secintai itu ia pada Kyelin.

"Rafa.. masih ingat gak buku gambar yang pernah kamu kasih ke aku dulu?" Kyelin bertanya dengan ceria, satu hal yang sangat Rafa sukai dari Kyelin, cerianya. Kyelin adalah tipikal gadis yang sangat periang, ramah, mudah berbaur dengan semua orang, ah ia begitu memuja gadis itu.

"Ingat, masih kamu simpan sampai sekarang kan?" Dulu saat masih tinggal di Jerman, ia pernah memberikan buku gambar pada Kyelin, sebagai tanda perpisahan. Buku gambar itu adalah saksi pertemanannya dengan Kyelin di masa silam.

"Masih dong, masih ingat tentang...?"

"Kalau kangen sama aku, pandangi aja buku gambarnya, karena aku ada di sana." Rafa tertawa kecil, membayangkan perkataan konyolnya saat masih kecil.

Di sebrang sana, Kyelin juga ikut tertawa renyah. "Hebat, ternyata kamu romantis sejak dini."

"Kamu harus bangga."

"Aku bangga dimiliki kamu." Kalimat itu Kyelin ucapkan tanpa ragu. Rafa kembali terdiam , ia mulai terpengaruh dengan kata 'dimiliki' yang di maksud kekasihnya. Mendadak suasana hatinya menjadi campur aduk lagi.

Akhir–akhir ini Rafa sangat sulit mengendalikan hatinya. Dia tahu itu salah, tapi tetap melakukannya. Kenapa bisa jadi begini? Kemana Rafa yang dulunya begitu bisa mengendalikan diri? Rafa yang patuh pada larangan–larangan Allah.

Kenapa sekarang ia begitu berani mendekatkan diri pada sesuatu yang jelas–jelas Allah melarangnya? Pacaran.

Pernahkah kamu bertanya tentang hati? Dua tahun yang lalu. Hatimu tak seindah dulu, mungkin. Kala masih kecil benar-benar bersih bukan? Bahkan, keindahannya membuatmu digemari para orang dewasa. Tapi, adakah sejenak, sekarang ini, engkau mengetahui bagaimana kabar hatimu?

Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Hati adalah seperti raja yang diangkat di dalam alam jasad. Sedangkan semua anggota tubuh yang dhahir selain hati adalah seperti tentara yang mengikuti raja.

"Kye, aku harus pulang, aku tutup sekarang ya.." Sebenarnya Rafa ingin obrolan malam ini tidak berakhir  sampai di sini. Tapi sepertinya tidak bisa. Ia kewalahan. Matanya butuh terlelap.

Dia harus terlebih dahulu mengurus dirinya—yang seperti  kesusahan menerjemahkan maksud dari semua tindakan yang telah ia lakukan.

"Kenapa? Perempuan itu lagi?"

I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang