An imposter

8.6K 846 121
                                    


Aku ingin melangkah sejauh mungkin
dari duniamu, dengan begitu, hidupmu akan lebih mudah, tidak serumit seperti sekarang.

Aku tidak ingin menjadi bodoh; aku tidak ingin hidup dengan seseorang yang nyatanya tidak saling menginginkan. Percuma, di pertahankan akan semakin menyesakkan.


Suara riuh terdengar di ruang makan, Rafa mengerutkan keningnya, kenapa pagi ini terasa berbeda, seperti ada yang bertamu. Tidak mau ambil pusing, Rafa memilih melangkahkan kakinya dengan santai. Dan saat sudah berada di meja makan, ia di kejutkan dengan keberadaan  uncle dan antenya yang mendadak datang.

"Nah ini anak baru nongol, di tungguin dari tadi juga,"ucap Raka yang langsung berdiri melihat keponakannya. Rafa tersenyum sekilas, lalu ia menghampiri Raka, menyalami tangan unclenya. Tidak lupa ia juga menyalami tangan antenya yang duduk tepat di samping Raka.

"Uncle sama Ante kapan sampai? Kok pulangnya bisa mendadak gitu?" tanya Rafa, lantas ia langsung duduk.

"Lo lupa gue ulang tahun hari ini Bang?" tanya Samudra terlihat tidak santai. Ya, hari ini Samudra memang sedang ulang tahun, dan karena itulah Raka dan Yuna bisa ada di sini. Setiap tahun, jika sudah tanggal 14 bulan juni, Raka dan Yuna tidak pernah absen untuk pulang.

"Iya.." jawab Rafa semakin membuat Samudra kesal. Sementara yang lain hanya tertawa renyah. Mereka semua tahu watak Rafa, lelaki itu tidak pernah sungkan menyahut dengan kata–kata menyebalkan. Benar–benar anak Farhan banget.

"Ola mana Raf?" tanya Farhan yang sedari tadi hanya diam.

"Sebentar lagi juga turun, Yah."

Dan benar saja, Ola langsung muncul, dengan sedikit ragu gadis itu duduk di samping Rafa, ah pagi ini benar–benar membuat Ola tidak nyaman. Jika begini, ia akan setuju pindah ke apartemen.

"Ola kamu makin cantik aja, dulu waktu Ante pulang ke sini, pas kamu masih kecil, Ante sama Bunda sering pergi ke pesantren, kita sering ketemu. Tapi sekarang kamu pasti sudah lupa ya?" Yuna menantap Ola dengan senyum khasnya.

"Aku gak ingat lagi Ante,"ujar Ola seadanya, sungguh ia tidak mengingat masa kecilnya, orang–orang di masa lalunya.

"Gapapa, santai aja. Ngomong–ngomong kamu mau pergi ke pesantren tidak? Rencananya nanti Uncle dan Ante mau pulang ke Aceh," ajak Yuna dengan bersemangat.

"Wah Fara mau ikut...!" Saat mendengar itu, Fara langsung heboh sendiri.

"Gak bisa sayang, kamu lupa hari ini masih ada ospek?" tanya Aira, berhasil membuat semangat Fara luntur. Fara memanyunkan bibirnya, menatap sang ayah. Berharap ayahnya mau mengabuli keinginannya.

Farhan menggeleng."Jangan sekarang, kamu masih ada ospek."

"Aku juga gak bisa, Ante. Ospek masih berjalan 2 hari lagi, padahal ingin banget ketemu Abiya dan Umi."

"Yah sayang sekali, ah tidak apa–apa, masih ada hari berikutnya, nanti setelah ospek kalian sudah beres, kita berangkat bareng." Yuna kembali menatap keponakannya."Ara gak boleh cemberut, masih ada hari–hari selanjutnya, oke?" Fara hanya mengangguk dengan lesu, yah. Padahal tadi ia sudah sangat bersemangat. Tenyata menjadi orang dewasa tidak semenyenangkan itu,  ia tidak bisa sebebas dulu lagi.

"Jangan pada lesu gitu ah, nanti malam kita kan mau seru–seruan di taman belakang. Ngomong–ngomong, mawar biru kamu masih bernapas dek?" tanya Raka melirik adiknya, jika mati, maka Raka tidak mau lagi membeli bibitnya.

Aira mendegus. Bernapas? Di kira manusia kali. "Masihlah, Aira kan selalu merawat mereka dengan penuh suka cita."

"Bagus, nanti abang beli bibit yang lebih berkualiats dan tentunya mahal." jawab Raka sombong.

Dalam hati Ola di buat kagum dengan keluarga ini.

"Pa, Sam mau ganti mobil, yang lama udah burik. Tahun ini hadiah ulang tahun Sam mobil aja, gak perlu yang mahal–mahal," pinta Samudra menyengir. Ia sempat melirik Mamanya. Perihal ganti mobil, Samudra sudah memberi tahu sang mama, dan mamanya yang paling cantik sudah menyetujui, Love Mak! Sekarang tinggal menunggu keputusan dari Raka—papa paling baik dan tampan, tentu saja.

Raka menatap putrnya dengan mendegus." Niatnya sih begitu tapi gak jadi, Papa berubah pikiran Sam," sahut Raka santai.

Sontak Samudra protes. "Lo kok gitu sih, Pa?"

"Dari yang Papa pantau, di kampus kamu gak pernah serius  belajar, kamu sering main gak jelas. Dan yang lebih parah kamu pacaran, mantanmu bertebaran di mana–mana. Oleh sebab itu tidak ada mobil baru buat kamu, hidup itu bukan perihal santai, Sam. Kamu harus berjuang, kalau kamu kayak gini terus, mau jadi apa kamu nanti di masa depan? Kamu tidak bisa mengandalkan Papa dan Mama terus menerus." Raka lelah, anaknya ini tidak pernah serius. Perasaan di masa silam, dia tidak seperti Samudra. Raka jadi ragu, jika Samudra adalah anak kandungnya.

Samudra cengo sendiri, papanya kalau ngomong suka bikin kepalanya pusing." Eh kok Papa bisa tau?" tanya Samudra sedikit panik. Lah gimana ceritanya papanya bisa tau kehidupannya di Indonesia. Tamat sudah riwayatmu Sam!

"Kamu pikir selama ini Papa gak pernah merhatiin tingkahmu? Kamu pikir Papa tidak pernah mau peduli? Papa tau semua kelakuaanmu Sam, perlu di ingat, mata–mata Papa banyak di sini." Nada suara Raka tidak terdengar seperti membentak, malah santai seperti biasa. Namun, itu semua berhasil membuat Samudra kicep. Pagi ini, untuk pertama kalinya, Samudra tidak bersemangat menjalani hidup. Huff.

"Di keluarga ini, tidak ada satu pun yang di izinkan untuk pacaran, apalagi mempermainkan perasaan perempuan. Dan untuk kali ini, Ayah maafkan kamu Sam. Jadi, jangan bikin kami kecewa untuk kedua kalinya. Ingat, tidak ada kesempatan kedua jika kamu berani melanggar lagi," ucap Farhan berhasil membuat Rafa menghentikan kunyahannya. Rasa bersalah semakin menguasai dirinya, tapi di sisi lain ia juga tidak bisa meningalkan Kyelin. Rafa tidak bisa mengendalikan hatinya. Tidak semudah itu.

Rafa bangkit dari duduknya, perasaannya tidak bisa di jabarkan untuk sekarang. "Aku udah selesai, mau berangkat sekarang, takut telat," ujar Rafa.

Ola teringat  percakapan dirinya dengan Rafa tadi di dalam kamar, lalu tanpa di perintah, Ola ikutan menyusul Rafa. Mengatar Rafa sampai pintu depan adalah bentuk dari sandiwara.

"Sebelum jam 12 malam lo harus ada di rumah, Bang."

"Di usain."

————————————————

Aceh, 13 Mei 2020

Sebelum pindah ke Apartemen mari bersenang–senang dulu😂



















I'm With Rafa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang