#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Tanpa sadar kita telah bertindak tanpa berpikir rasional. Kita terlalu yakin, sampai lupa, bahwa Allah maha membolak–balikan hati hamba–Nya. Tidak ada kata selamanya
Di belahan bumi lain, seseorang sedang menatap cemas ke arah ponselnya, bibirnya bergetar, rasa takut itu tiba–tiba menghantuinya. Harusnya ia tidak perlu setakut ini, karena Rafa tidak mungkin meninggalkannya, pria itu sudah berjanji bahwa mereka akan terus bersama, selamanya.
Berkali–kali Kyelin mengecek ponselnya yang sedari terus ia genggam. Namun, sampai sekarang, ponselnya masih belum berdering, Rafa belum menelpon bahkan membalas pesannya. Apa jangan–jangan Rafa sedang bersama perempuan itu? Kyelin menggeleng tegas, membayangkan saja dia tidak sanggup. Rafa tidak mungkin mengkhianatinya.
Rafa
Raf, kenapa kamu menutupi fakta itu, harusnya dari dulu kamu bilang saja, aku pasti akan mundur. Jika begini, aku tidak sanggup. Sekarang aku sudah terlanjur, aku tidak bisa tanpa kamu.
Ich hoffe du wirst mich immer lieben, obwohl es schon eine Frau gibt. ( Semoga kamu akan selalu mencintaiku, meski sudah ada perempuan itu)
Ich liebe dich, Rafa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak lupa Kyelin mengirim fotonya untuk Rafa, agar Rafa tau bahwa sekarang dia sungguh dalam keadaan tidak baik–baik saja.
Kyelin menghembuskan napasnya dengan kasar, hari ini sangat melelahkan. Sekali lagi, ia menatap sendu ponselnya. Semoga Rafanya tidak berubah.
Dengan langakah pelan, ia berjalan ke arah lemari. Membuka dan mengambil sesuatu di sana. Sebuah buku gambar yang masih ia simpan, masih ia jaga dengan sangat baik. Buku gambar pemberian dari Rafa. Perlahan ia membuka buku tersebut dengan hati berdebar, setiap lembar buku gambar itu penuh dengan coretan ala anak kecil. Coretan tangan si kecil Rafa dan Kyelin di masa silam.
Pagi itu, Rafa kecil terlihat murung, seharusnya dia bahagia, karena pagi ini Ayahnya benar–benar datang menjemputnya untuk pulang. Namun, di sisi lain ia merasa sedih, ia tidak mau kehilangan temannya—Kyelin.
"Unda, lafa boleh ajak Kyelin pulang gak? Lafa gak mau pisah sama Kyelin." Permintaan sederhana itu membuat semuanya terseyum kecil.
Dengan sayang Aira mengelus pipi tembem anaknya. "Gak bisa sayang, memangnya Rafa tega pisahin Kyelin sama Mama–Papanya? " Rafa menggeleng.
"Lafa gak pellu sedih, nanti Kyelin akan selalu ingat Lafa kok, kan kita teman baik." Kyelin menyahut. Tersenyum.
"Kalo gitu, biar Kyelin gak kesepian, buku gambal ini Lafa kasih buat Kyelin aja. Kalo Kyelin kangen Lafa, liat aja buku gambal itu, soalnya Lafa ada di situ."
"Aku sudah liat ini ratusan kali, tapi kamu tetap gak ada. Dasar pembohong." Kyelin berdecih, menghapus air matanya dengan kasar.
————————————
Malam sudah larut, Rafa terbagun di tengah malam, hawa dingin menusuk tubuhnya, kenapa malam ini begitu dingin? Dengan perlahan ia meraba–raba romote Ac, lalu sedetik kemudianAc itu mati. Rafa bangkit, segera ia menuju kamar mandi, mengambil air wudhu. Rafa sudah terbiasa salat malam.
Namun, saat menuju kamar mandi, ia melihat seseorang sedang meringkuk di atas sajadah, tubuhnya masih terbalut mukena bewarna putih bersih. Tiba–tiba Rafa kebingungan, perempuan mana yang berani masuk ke dalam kamarnya? Dengan penuh selidik ia mendekati perempuan yang tertidur pulas itu. Rafa berpikir keras, tidak mungkin jika perempuan itu adalah Fara, adiknya tidak mungkin masuk dalam kamarnya tengah malam hanya untuk salat.
Rafa berjongkok, menyingkirkan mukena yang menutupi wajah perempuan itu, dan seketika Rafa menepuk jidatnya, ternyata perempuan itu adalah Ola. Kenapa ia bisa melupakan fakta bahwa kamarnya sekarang sudah memiliki dua pemilik? Bukan dirinya saja. Tanpa sadar, Rafa mengamati wajah Ola yang sedang tertidur. "Kau lebih baik saat tertidur," ujar Rafa pelan.
"Hei, bangun, kau mau tidur di sini sampai subuh hah?" Rafa menepuk pipi Ola pelan. Dan sialnya Ola tidur terlalu nyenyak. Tidak ada respon sama sekali. Membuat Rafa mendesis.
"Terserah kau mau tidur di mana pun! Jangan harap aku akan mengendongmu ke sofa!" Setelah mengatakan itu Rafa berlalu begitu saja.
Sesudah salat dan tadarus Al–Qur'an, Rafa kembali menatap Ola, dan ternyata gadis itu masih belum bangun juga.
"Dasar menyusahkan!" Dengan sigap Rafa mengendong Ola, menidurkan gadis itu di sofa kembali. Tidak lupa, ia juga melepaskan mukena beserta roknya. Membuat Ola mengeluh sebentar.
Jam sudah munujukkan pukul 4 pagi, Rafa tidak tidur lagi. Dia mengambil ponsel yang ia letakkan di atas nakas. Alis Rafa berkerut saat melihat panggilan dari Kyelin, lumanyan banyak. Tak hanya hanya panggilan saja, pesan pun masuk secara berutun.
Ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan gadis itu?
Segera Rafa membuka riwayat chat dari Kyelin.
Kyelin
Raf, kenapa kamu menutupi fakta itu, harusnya dari dulu kamu bilang saja, aku pasti akan mundur. Jika begini, aku tidak sanggup. Sekarang aku sudah terlanjur, aku tidak bisa tanpa kamu.
Ich hoffe du wirst mich immer lieben, obwohl es schon eine Frau gibt. ( Semoga kamu akan selalu mencintaiku, meski sudah ada perempuan itu)
Ich liebe dich, Rafa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menahan napas, Rafa terdiam sebentar, siapa yang memberitahukan Kyelin tentang pernikahannya?
Rafa menggeleng keras, jelas ia akan selalu mencintai Kyelinnya, Jelas. Hanya Kyelin, tidak ada perempuan lain di hidupnya. Kyelin tidak boleh menyerah, ya, tentu saja. Karena dia pun tidak akan menyerah.
Rafa mengamati foto Kyelin yang terlihat cemberut, sangat menggemaskan, lalu ia membalas pesan dari Kyelinya.
Percaya sama aku, kita akan selalu bersama, karena aku hanya mencintai kamu. Selamanya.
——————————————
Jangan lupa vote dan komennya, jika mau ketemu Rafa tiap hari😂
Rafaku sudah tidak menggemaskan lagi, semoga dia tidak beneran jadi pakboi😭