#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Hai, aku kembali, maaf ya membuat kalian harus menunggu lama (Lagi) Aku tidak tau bahwa perjalanan menulis I'm With Rafa akan seberat ini, tapi bagaimana pun aku harus tetap menyelesaikan IWR yang kutulis dengan sepenuh hati.
Awalnya IWR akan selesai di bulan januari, tapi beberapa hal memang di luar kendali aku sebagai manusia.
Bulan januari yang lalu, tepatnya tgl 6 ayahku meninggal, karena itu aku memilih berhenti menulis IWR untuk sementara dan baru bisa kembali sekarang🙏
Al–fatihah untuk orangtuaku;)
———————
Tetaplah hilang dalam ingatanku, jangan kembali, sungguh kehadiranmu bukan yang kunanti.
—
———————————— 1 tahun kemudian.
Rafa menggulung lengan bajunya sampai sebatas siku, lalu segara membawa nampan berisi segelas susu dan semangkuk oatmeal ke balkon tempat di mana Ola sedang menunggunya sekarang. Laki–laki itu berjalan dengan tenang, seolah seluruh ketegangan dalam hidupnya meluruh dengan sempurna. Selama satu tahun terakhir, Rafa tidak pernah melupakan bagaimana usahanya meyakinkan Ola bahwa hidupnya hanya berporos pada perempuan itu. Walau kini Ola belum seutuhnya menerima hatinya, meski alasan Ola masih sama seperti setahun yang lalu, itu semua tidak akan mengubah apa pun, dia tetap mencintai perempuan itu, sangat. Bahkan Rafa rela menukar apa pun yang dia punya hanya untuk kebahagian Ola.
Saat melewati sofa ruang tengah, sekilas Rafa melirik jam yang mengantung di dinding, jarum itu hampir mendekati angka enam, waktu pagi. Itu artinya bocil kesayangannya sebentar lagi akan bangun, bisa di pastikan setelah ini suara film kartun akan menerpa seisi ruangan. Untuk itu, Rafa terlebih dahulu menyalakan televisi, menyetel siaran yang menjadi kesukaan Faruq, lalu laki–laki itu kembali melangkah, membiarkan televisi menyala tanpa ada yang menonton. Begitulah kebiasan setiap pagi, bocah itu selalu bangun subuh, menirukan apa yang sering Ola dan Rafa lakukan, salat subuh dan membaca al–quran misalnya, meski pun belum sempurna. Tapi ajaibnya, Faruq akan tertidur kembali dan selalu minta dibangunkan sebelum jam tujuh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rafa membuka pintu balkon pelan dengan sebelah tangannya, lantas segera menyusul seorang perempuan yang sedang fokus pada kegiatan menggambar. Tersenyum sekilas. Laki–laki itu meletakkan nampan di atas meja berukuran kecil, lantas duduk di samping Ola. Dalam diam Rafa mengamati apa yang dilakukan perempuan itu. Sorot mata dan gerakan tangan yang begitu lihai seakan menambah kekaguman Rafa terhadap perempuan di sampingnya. Sepertinya Tuhan tengah memperlihatkan keindahan yang dulunya tidak pernah ia anggap ada.
Entah keberapa kalinya Rafa mengucapkan kalimat yang sama setiap harinya, tentu saja dalam lubuk hati.