#Rank 1 in Pilot (19 Juli 2021)
#Rank 4 in Romance (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Spiritual (2 Agustus 2021)
#Rank 6 in Sad (10 Agustus 2021)
#Rank 6 in Angst (10 Agustus 2021)
Bagaimana rasanya jika orangtuamu diam-diam menikahkan kamu saat umurmu mas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-----------
Arjun mengitip sebentar ke arah danau lewat jendela belakang, bahkan ia menyibak sedikit tirai agar bisa bebas melihat ke arah sana. Namun, siapa sangka pemandangan di sana berhasil membuat hatinya ngilu. Laki-laki itu tersenyum pedih saat menyaksikan dengan mata sendirinya bahwa Rafa dan Ola terlihat seperti pasangan sempurna, di tambah lagi kini ada kehadiran Faruq di tengah-tengah mereka, bermain dan tertawa seperti keluarga sungguhan.
Apakah sekarang rumah tangga mereka sudah baik-baik saja?
Arjun memang tidak ingin Ola bercerai dengan Rafa, memang benar, dia sepenuhnya ingin Ola bahagia, meskin bukan dia yang menjadi penyebabnya. Tapi ketika melihat raut bahagia Ola, Arjun khawatir bahwa itu semua hanya sesaat. Apa lagi hanya karena Rafa merasa bersalah. Perasaan kasihan.
"Kamu masih belum bisa relain Ola, nak?" Suara Diana terdengar dari belakang, wanita paru baya itu berdiri dari samping, ikut melirik ke arah danau.
"Lagi usaha, Bu. Semoga perasaan ini secepatnya menghilang," jawab Arjun segera mengalihkan pandangannya, pelan-pelan dia menyeduhkan teh panas yang tadi ia buat ke dalam beberapa gelas.
"Perasaan itu tidak boleh di paksa hilang, pelan-pelan saja. Karena semakin di paksa, maka akan semakin sulit untuk menerima kenyataan. Coba deh kamu bilang kayak gini ke diri sendiri 'Mungkin memang bukan Ola orangnya, Allah pasti akan menghadirkan orang yang tepat, perasaan ini hadir karena Allah ingin aku lebih menghargai pasanganku kelak, tidak menyia-nyiakan kehadirannya, karena bisa jadi orang lain sangat ingin berada di posisiku'."
Arjun mematung saat mendengar penuturan Diana, bahkan dia tidak berpikir sejauh itu. Dan entah kenapa sekarang dia jauh lebih tenang dan lega. "Sudut pandang Ibu memang tidak pernah mengecewakan, aku beruntung banget bisa kenal Ibu dan anak-anak panti di sini," balas Arjun.
"Bisa aja kamu. Eh ... sini biar Ibu yang bawain minumannya, kamu bawa kue kering aja," tutur Diana, lalu segera mengambil kue kering yang ada lemari.