Secerah pagiku

621 79 1
                                    

Happy Reading

***

Sabetha pulang seraya menghentak-hentakkan kakinya, wajahnya ia tekuk, bibirnya sengaja ia manyunkan menandakan bahwa gadis itu tengah kesal.

"Kenapa lo?" Tanya Sam sembari menyesap rokoknya.

"Kesellllllll!!"

"Bryan lagi?"

"Bukan tapi Issa."

"Issa?" Sepertinya Sam mengenal nama itu ia berusaha mengingat-ingat nama itu, "Temennya Bilqis?"

"Pliss dehh gak usah sebut nama itu! Gue benciii diaa!"

Tapi gue cinta dia~ Hanya batin Sam saja yang dapat mengatakan itu jika mulutnya berani mengeluarkan kalimat tersebut dapat ia pastikan apartnya ini akan hancur dalam waktu sekejap.

"Mau kemana?"

"Tidur."

"Tumben disini biasanya sama Mama," Sindir Sam. Adiknya itu bisa dikatakan anak Mama, dikit dikit Mama.

"Mami keluar kota besok baru pulang." Sam hanya ber'oh' ria.

Selepas Sabetha masuk kamar seorang lelaki datang dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas sofa, bagai apart sendiri ya gais.

"Mau bilang apa sampe larut malam gini lo nyuruh gue kesini?" Tanya Lelaki tampan itu.

Sam menyesap rokok terakhirnya menghembuskan asapnya sebelum menjawab pertanyaan lelaki itu. "Batalkan semuanya."

"Maksud lo?"

"Batalkan semua rencana kita."

"Lo yakin?"

"Banget."

"GAK!" Kedua lelaki yang duduk di sofa itu sama-sama terjengkit, kaget mendengar teriakan Sabetha yang dapat merusak gendang telinga. "LO UDAH GILA BANG?!"

"Gue sadar sab-"

"GAK! GUE BILANG NGGAK YA NGGAK!" Sabetha beralih menatap lelaki yang duduk disebelah Sam. "DAN LO." Tunjuknya pada lelaki itu, "GUE MINTA LO TERUS HASUT ALFIYAH BUAT JAUHI CEWEK SIALAN ITU!"

Baik Sam maupun lelaki itu mengusap telinga mereka yang memanas. Sungguh merdu suara Sabetha ini, MERusak DUnia.

"Jangan teriak bisa kan dek," Ucap Sam lembut gimana pun keadaannya Sabetha tetaplah adiknya walaupun tak jarang lelaki itu berniat ingin membuang Sabetha jauh kedasar jurang yang dalam dan gelap.

"GAK BISA BANG, SEENAKNYA AJA LO MAU BATALIN RENCANA YANG UDAH GUE SUSUN SEBAIK MUNGKIN. MAU LO APA HAH?! SINI GELUD SAMA GUE!" emosi Sabetha semakin menggebu-gebu.

Mata Sam melirik sana sini mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menyumpal mulut adik tersayangnya itu. "GUE GAK TER- Kuryang ajhar lo!" Sabetha kesulitan memaki Abangnya kala sepotong pizza melesat masuk kedalam mulutnya, Sam harap ini bisa menyumpal sedikit mulut adiknya.

"Makan gak boleh sambil ngomong," Ucapnya tanpa dosa.

Tawa lelaki tampan itu hampir pecah melihat tingkah kedua saudara yang ia nilai sadis namun kocak juga.

Kepala Sabetha seperti mau pecah lebih baik ia tidur daripada terus marah-marah hingga mengakibatkan munculnya kerutan kecil di wajahnya, belum lagi sekarang sudah larut malam kantung mata sialan itu akan kembali muncul melingkari matanya. Sabetha menggelengkan kepalanya, betapa buruknya dirinya nanti jika itu semua terjadi.

"Huhh akhirnya pergi juga si toa," Cibir Lelaki itu.

"Adek gue tuh!" Sam tak terima adiknya disamakan dengan toa.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang