"Bryan otak lo jatoh!"

770 94 19
                                    

Happy Reading

***

Tok tok tok...

Alfiyah yang tengah rebahan dengan earphone yang bertengger di telinganya mendengar sayup-sayup suara ketukan yang berasal dari luar.

"Suara apa tuh?" Gumamnya.

Sekarang sudah menunjukkan pukul 22.00, manusia mana yang bertamu di jam segitu. Lagian tak mungkin jika itu orang tua Alfiyah, secara mereka tengah berada di London kalau pun mereka pulang ngapain pakai acara ketok pintu dulu sebelum masuk rumah sendiri.

"Gue buka gak ya pintunya? Kalo ternyata bukan manusia gimana? Kalo maling mah bisa gue pukul lah kalo hantu masa iya gue ajak war." Alfiyah bergidik sendiri kala pikiran negatifnya semakin berkembang di otak cerdasnya.

"Alahhh Mami Papi pake acara ke London segala, nyesel gue gak ngikut Bilqis ke Bandung. Kan serem kalo tiap malem ada yang ngetok gini."

Yapss, Alfiyah sendiri dirumah sebesar ini hanya ada satpam yang biasanya berjaga di depan. Namun, jarak gerbang ke halaman rumah lumayan jauh. Sebenarnya ada seorang wanita parubaya yang bekerja sebagai Art dirumah ini tetapi ia harus pulang kampung untuk beberapa hari karena ada urusan disana. Tinggalah Alfiyah sendiri dirumah sebesar ini.

Tok tok tok!!

Suara ketukan itu semakin kuat, karena penasaran Alfiyah memutuskan akan melihat siapa yang berani mengganggunya malam-malam begini. Jika ternyata bukan manusia Alfiyah sudah menerima konsekuensinya mungkin ia akan langsung jatuh pingsan sampai pagi.

"Buka aja lah, siapa tau ada orang baik yang nganterin makanan buat gue." Gadis itu berusaha menghapus segala macam pikiran negatifnya.

Alfiyah sudah siap dengan sapu di tangannya, jaga-jaga kalau maling langsung habisin.

"Hufttt! Tenang Alfi lo tinggal buka pintunya kalo maling langsung hajar dan kalo hantu udah pura-pura pingsan aja."

Setelah menenangkan dirinya sejenak, Gadis itu membuka pintu dengan kasar hingga membuat dirinya dan seseorang diluar sana sama-sama kaget.

"AAAAA SETAN ITEM!" Teriaknya tanpa sadar sapu yang ia pegang melayang mengenai kepala seorang lelaki dengan setelan serba hitam di hadapannya.

"Aduhh." Ringisnya kala sapu itu mendarat dengan sempurna di kepalanya.

Alfiyah yang mendengar itu menyadari bahwa bukan hantu atau semacamnya yang ada dihadapannya ini melainkan seorang lelaki yang suaranya sangat Alfiyah kenal.

"So-sorry gue kira setan." Ucap Alfiyah panik, takut bikin anak orang amnesia malem-malem begini.

"Gakpapa, sanss aja."

"Ngapain lo disini? Mau maling?" Tuding Alfiyah.

"Aku mau minta maaf."

"Gak perlu."

"Pliss, Fi, maafin aku. Kamu salahpaham, aku sama Rianti gak ada hubungan apa-apa. Pliss, kamu percaya ya sama aku." Jelas Okta.

"Mau berapa kali lagi gue percaya sama lo, dan hasilnya apa? Lo bohongi gue mulu."

"Ini demi Mama, Fi, aku ngelakuin itu semua karna Mama."

"Ohhh kemarin lo jadiin bokap lo alesan, sekarang nyokap lo, besok siapa lagi? Nenek Lo?" Ketus Alfiyah.

"Aku gak bohong, Fi. Sumpah aku sayang kamu."

"Basii tau gak! Mending lo pulang deh gue capek, mau istirahat." Usir Alfiyah.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang