Chapter 50

498 92 1
                                    

Tiaia dan teman-temannya sekarang tengah makan di kantin fakultas, selesai ujian terakhir hari ini, mereka semua langsung ke kantin untuk makan sambil merayakan berakhirnya ujian semester

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiaia dan teman-temannya sekarang tengah makan di kantin fakultas, selesai ujian terakhir hari ini, mereka semua langsung ke kantin untuk makan sambil merayakan berakhirnya ujian semester.

Selama beberapa minggu terakhir ini, mereka semua disibukkan dengan ujian yang sangat membosankan, padahal mereka baru melupakan semua tentang kuliah dan bersenang-senang di Sabana camp, tapi sepulang dari Sabana Camp, mereka semua malah dihadapkan pada kenyataan pahit harus mengikuti ujian semester.

Tapi syukurlah, hari ini adalah hari terakhir ujian dengan mata kuliah bu Reni sebagai penutupnya. Ujian psikologi perkotaan selalu menyebalkan, soal-soalnya begitu sulit dan menjengkelkan. Tapi mungkin karena mereka semua tidak pernah mendengarkan saat bu Reni menjelaskan materi kuliahnya.

"Soal nomor dua jawabannya apa sih?" tanya Neysa tiba-tiba, yang masih penasaran dengan soal ujian psikologi perkotaan yang beberapa waktu lalu ia kerjakan.

"Lo ngapain sih Ney!? Bikin gue ngga nafsu makan aja! ujian itu datang, kerjakan, dan lupakan," ujar Khiara yang duduk di samping gadis itu.

"Gue takut salah," dengkus Neysa.

"Eh! Kantong semar! masih mending kita diizinin ujian sama bu Reni. Lo lupa kita hampir ngga bisa ujian karena ngikutin Tiaia ke Sabana Camp?" tanya Keily.

Neysa terkekeh sambil menggaruk keningnya, "Iya sih."

"Lagian ngapain ngikutin gue sih? Tanpa surat izin lagi," ujar Tiaia sambil menggeleng.

"Kita juga pengen liburan Aia," ujar Khiara.

"Lo pikir gue liburan ke Sabana?" tanya Tiaia heran.

"Kalau lo mah ospek, kita bertiga liburan, ya ga guys?" tanya Khiara sambil menatap Keily dan Neysa.

Keduanya mengangguk setuju.

"Mana dapat hiburan gratis lagi," ujar Neysa terkekeh.

Keily mengangguk, "Anak club musik berbakat semua jadi pelawak," ujarnya menahan tawa.

"Sialan lo pada! Seharusnya bu Reni ngehukum bikin jurnal," rungut Tiaia.

Bu Reni saat itu sedang berbaik hati, dan ia hanya menyuruh Khiara, Keily dan Neysa untuk mengerjakan tugas sebanyak seratus soal, yang harus dikumpulkan sebelum ujian semester. Semoga saja bu Reni berbaik hati, untuk tidak membiarkan mereka semua mengulang mata kuliahnya.

Satu hal yang mereka syukuri adalah, berkemah di Sabana Camp merupakan pengalaman menyenangkan di semester ini, setidaknya sebelum mereka semua liburan semester dan pulang ke rumah masing-masing.

Tiba-tiba ponsel di tangan Tiaia bergetar dan memperlihatkan nama pria gila di layarnya. Gadis itu kemudian mengarahkan ponselnya ke telinga.

"Yaa Pril?" tanya Tiaia.

"Hari ini ujian terakhir lo kan?" tanya April.

"Iyaa," jawab Tiaia singkat.

"Ntar jalan-jalan yuk," ajak April.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang