Chapter 49

386 74 5
                                    

"Bi, Bian!" teriak Tiaia pada Bian yang tengah melamun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bi, Bian!" teriak Tiaia pada Bian yang tengah melamun.

Bahkan kopi hitam yang dipesan laki-laki itu belum ia sentuh sama sekali. Padahal keduanya sudah lama tidak bertemu, karena Tiaia masih sibuk ujian, namun saat sekali-kali bertemu seperti ini, Bian malah diam seribu bahasa, padahal laki-laki itu yang mengajaknya bertemu hari ini.

Mendengar teriakkan Tiaia, Bian mengalihkan pandangannya dan menaikkan kedua alisnya.

"Kenapa?" tanya Tiaia.

Bian menggeleng lantas mengambil kopi di depannya lalu menyeruputnya.

"Kapan selesai ujiannya?" tanya Bian sambil kembali meletakkan gelas kopinya.

Tiaia mendengkus, "Besok hari terakhir," ujarnya.

Bian mengangguk, kemudian keduanya kembali hening.

"Mau bilang apa Bi?" tanya Tiaia.

"Hmm?"

"Hari ini ngajak ketemu katanya mau bilang sesuatu?" tanya Tiaia penasaran.

Bian menggeleng, "Habis lo ujian aja kita bicarakan."

Bian tidak ingin apa yang akan disampaikannya menganggu pikiran Tiaia, dan membuatnya gagal dalam ujian, karena besok hari terakhir gadis itu ujian, Bian akan menunggu sampai besok.

Tiaia mengerutkan keningnya, "Kok kayanya serius banget? Mau bilang apa sih Bi?" tanya Tiaia penuh selidik.

Mendengar itu, Bian hanya diam sambil mengembuskan napasnya kasar, lantas kembali meraih gelas kopinya.

"Mau mutusin gue yah?" tanya Tiaia curiga.

Bian menghentikan tegukannya, tatapannya berubah nanar.

"Jadi bener lo mau mutusin gue?" tanya Tiaia dengan mata membeliak.

"Jangan mikir yang aneh-aneh," ujar Bian yang masih terlihat tenang.

"Tapi__"

"Pikirin ujian lo besok," potong Bian.

Tiaia mendengkus sambil mengerutkan bibirnya tidak terima.

******

Bian menghentikan Rush putihnya tepat di depan gang kos Tiaia, rem tangan mobilnya ia tarik perlahan sambil menoleh pada Tiaia yang masih tertidur di sebelahnya. Gadis yang tidak bisa diam itu akhirnya diam saat sudah tertidur.

Karena seharian menghabiskan waktu bersamanya, Tiaia tertidur karena kelelahan, Bian pikir gadis itu tidak akan pernah merasa lelah, karena setiap kali bersamanya energi Tiaia selalu penuh, gadis itu selalu ceria, cerewet, dan menyebalkan, lengkap dengan tingkah randomnya.

Ini kali pertama Bian melihat Tiaia begitu tenang, gadis yang tertidur lelap itu bahkan tidak terganggu sama sekali oleh posisi tidur yang kurang nyaman di mobil.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang