Chapter 14

646 116 7
                                    

"Selamat malam mas April," sapa staf itu membungkukkan badannya ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat malam mas April," sapa staf itu membungkukkan badannya ramah.

April mengangguk, "Dia datang bareng saya," kata April sambil tersenyum ke arah Tiaia dengan tangan yang masih berada di pundak gadis itu.

Tiaia diam membeku, jika bukan karena kepentingan jurnalnya, mungkin saat ini dia sudah mematahkan tangan laki-laki asing itu, karena seenaknya bertengger di bahunya.

"Silahkan masuk mas," ujar staf itu sambil memberi jalan.

"Tolong parkirkan yah," ujar April sambil memberikan kunci mobilnya.

Keduanya berjalan memasuki bagian dalam club, suasana seketika berubah bising, dentuman musik yang memekakkan telinga membuat kepala Tiaia sedikit berdenyut, matanya disilaukan oleh cahaya warna-warni yang berasal dari bola lampu bulat yang berputar di tengah-tengah plafon.

"Sebelumnya terima kasih, tapi dari sini saya bisa pergi sendiri," ujar Tiaia sambil melepaskan rangkulan April dari pundaknya.

"Lo ngga ingat siapa gue?" tanya April dengan kedua alis terangkat.

Tiaia menautkan alisnya, "Maaf, lo kenal gue?"

"Ngga sih, cuma kita pernah ketemu."

"Dimana?"

"Pinggir jalan."

Tiaia mengerjapkan matanya, mencoba mengingat dimana ia pernah bertemu dengan pria di depannya ini.

"Jangan bilang, lo cowo bermuka lebam yang waktu itu ngga sengaja gue tabrak?" tanya Tiaia dengan mata membeliak.

April tersenyum, lantas ia mengangguk, "Hai, senang bertemu lo lagi," bisik laki-laki itu di telinga Tiaia, kemudian dikedipkannya sebelah matanya pada gadis itu.

"Gue hampir ngga ngenalin."

April tertawa kecil, "Kenapa? Ancur banget yah muka gue waktu itu?"

"Lumayan," jawab Tiaia sambil mengangguk.

"Btw, lo ngapain ke club malam? Gue pikir lo cewek baik-baik, ternyata nakal juga yah," ujar April sambil tertawa.

"Berarti lo cowo ngga baik dong, karena ada di sini," tanya Tiaia yang membuat wajah April memerah.

"Mau gue temenin minum?" tanya laki-laki itu mengalihkan pembicaraan.

"Gue ngga minum," ujar Tiaia sambil mengedarkan pandangannya mencari narasumber yang cocok.

"Lo ke club malam, tapi lo ngga minum? Maksudnya?" April mengerutkan keningnya.

"Bukan apa-apa, gue cabut yah." Tiaia lantas melangkah pergi.

"Eh! Mau kemana!?" tanya April sambil menarik tangan gadis itu.

Langkah Tiaia terhenti, "Lo ngapain sih?" teriak gadis itu dengan mata membeliak.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang