Chapter 29

504 98 4
                                    

"Bian masih belum masuk?" tanya Khiara berbisik sambil menatap bu Reni was-was

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bian masih belum masuk?" tanya Khiara berbisik sambil menatap bu Reni was-was.

Tiaia tak menjawab, ia masih fokus mencatat materi kuliah yang di sampaikan bu Reni.

"Tiaia," kali ini Neysa yang berbisik, karena gadis itu benar-benar penasaran.

Tiaia menoleh, mendapati tiga wajah sahabatnya sedang menatapnya serius. Khiara duduk di sebelah kirinya, lalu Neysa dan Keily yang duduk di depan bahkan rela memutar duduk mereka tanpa memutar kursi, lebih memilih sakit pinggang ketimbang mati penasaran.

"Lo kan udah gabung ke group fansnya, jadi kapan Bian ngampus lagi?" desak Khiara.

Keily mengangguk, "Lagian udah seminggu sejak nenek Avian meninggal."

"Kayanya sih hari ini Bian udah masuk, soalnya ada yang bilang di group kalau dia ketemu Bian di studio musik," jawab Tiaia.

"Avian juga?" tanya Neysa.

Tiaia mengangguk, "Kayaknya juga udah."

Semuanya mengangguk dengan raut lega.

"Bian sama Avian beneran bertengkar?" tanya Khiara.

"Gue denger di group sih iya, Bian pingsan waktu itu katanya setelah bertengkar dengan Avian," jawab Tiaia lesu.

"Gue denger juga Bian ngga datang di pemakaman nenek Avian," ujar Keily.

"Hah!?" teriak Neysa.

"Siapa itu!?" tanya bu Reni karena mendengar suara teriakan dari arah belakang.

Khiara menjitak kepala Neysa, sedangkan gadis itu sudah kembali menghadap ke depan, Khiara dan Tiaia pura-pura menulis.

Bu Reni menatap sekeliling kelas dengan kaca mata tebalnya, lalu berjalan mengitari seisi kelas menatap intens pada semua mahasiswa.

"Tidak ada yang boleh ngobrol di kelas saya! Yang boleh bicara hanya saya," ujarnya, lalu dia kembali menghadap papan tulis dan menuliskan sesuatu di sana.

"Hampir aja," lega Neysa.

Lantas ia dan Keily malah nekat kembali menghadap ke belakang.

"Lo ngapain teriak sih Ney?" bisik Khiara kesal.

"Abisnya gue kaget, parah banget Bian ngga datang," ujar Neysa meringis.

Tiaia menggeleng, "Tapi gue ngga percaya."

"Bisa aja kan? Mana tahu Bian beneran marah sama Avian," ujar Keily.

Tiaia kembali menggeleng gusar, "Ngga tahu deh, pusing gue."

"Oh iya Aia, bukannya pengumuman kelulusan club musik hari ini?" tanya Khiara.

"Khia!" pekik Tiaia dengan mata membulat.

"Khia!?" tanya bu Reni dengan mata menyipit.

"Mampus gue," Khiara memukul jidatnya sendiri.

Sedangkan Neysa dan Keily sudah seperti kucing disiram air, dan dengan cepat membalikkan tubuh mereka menghadap ke depan.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang