Chapter 19

583 107 2
                                    

"Gue Albianza Airee, izinkan gue angkat suara terkait pemberitaan yang menyangkut nama baik gue dan teman gue Avian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue Albianza Airee, izinkan gue angkat suara terkait pemberitaan yang menyangkut nama baik gue dan teman gue Avian. Sebenarnya tidak ada yang perlu diklarifikasi, karena memang semuanya omong kosong, gue ngga akan memperjelas apa pun, silahkan menilai sesuka kalian, tapi gue ngga akan mentolerir ujaran kebencian yang ditujukan kepada teman baik gue Avian, jika berita sialan ini sampai menyakiti Avian, gue ngga akan segan-segan membawa kasus ini ke jalur hukum," ujar Bian dengan sorot mata tajam.

Setelahnya live itu dipenuhi komentar dukungan untuk Bian dan Avian, meski pun masih ada beberapa yang masih percaya dengan berita yang tengah beredar itu.

"Wow gila! Keren banget," ujar Tiaia terpesona.

"Mumpung dia masih live, lo ngga minat buat ngomen juga?" tanya Khiara.

"Gue ngga yakin juga komentar gue bakal terbaca," tukas Tiaia pesimis.

"Coba aja dulu, siapa tahu rezeki anak sholehah kan?" dukung Neysa.

Tiaia meyakinkan dirinya, lantas mulai mengetikkan pertanyaannya di kolom komentar, sambil berharap komentarnya di notif Jian.

"Ok teman-teman, itu tadi klarifikasi bang Bian terkait pemberitaan yang sekarang lagi rame, semoga kalian paham yah," ujar Jian.

Kemudian gadis itu melanjutkan, "Ok, sebelum live ini saya akhiri, ini ada yang spam komen dari tadi, kita baca yah, dia mau nanya apa nih. Dari Tiaia_Rosaline, warna kesukaan Bian apa?" ujar Jian, setelahnya gadis itu menatap abangnya, karena ia juga penasaran.

"Gimana bang?" tanya Jian.

Bian diam beberapa saat sambil menatap datar user name ig Tiaia, ia dengan mudah bisa menebak siapa gadis yang terlalu kepo itu.

"Semua warna kecuali putih," jawab Bian sambil berlalu pergi meninggalkan Jian begitu saja yang membuat adeknya itu bingung.

Lalu Jian kembali menatap layar ponselnya, "Buat yang nanya tadi, saya juga ngga tahu bang Bian punya dendam apa sama warna putih. Perasaan dia punya banyak baju dan barang-barang warna putih," ujar Jian heran.

Tiaia menghela sambil menatap langit-langit kos, "Padahal dia cocok pakai warna putih."

"Kok aneh yah? Padahal mobilnya juga putih," ujar Khiara ikutan bingung.

Tiaia mengangguk, "Bahkan casing hp nya juga putih."

"Ya terserah dia lah, kenapa kalian yang heran?" ujar Keily tak ambil pusing.

"Padahal gue suka ngeliat dia pakai apa pun yang berwarna putih," lesu Tiaia.

"Namanya juga Bian, yah wajar lah kalau aneh," tambah Neysa.

Tiaia terkekeh, "Bener juga sih, dia memang aneh, tapi entah kenapa gue makin jatuh cinta karena keanehannya itu."

******

Setelah beberapa kali mencoba menghubungi Avian, akhirnya ponsel laki-laki itu kembali aktif. Tidak lama setelah nada dering berbunyi, suara Avian terdengar dari seberang telepon. Avian mengatakan ia tengah berada di rumah sakit, karena neneknya di rawat. Bian yang mendengar itu langsung meraih kunci mobilnya dan segera menuju rumah sakit tempat nenek Avian di rawat.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang