Chapter 21

585 110 1
                                    

Semua sahabat Tiaia sekarang tengah menatapnya dengan wajah kesal, karena gadis itu seenaknya pulang lebih dulu, padahal mereka menyuruh Tiaia menunggu di gerbang kampus, namun saat mereka sampai, Tiaia tidak ada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua sahabat Tiaia sekarang tengah menatapnya dengan wajah kesal, karena gadis itu seenaknya pulang lebih dulu, padahal mereka menyuruh Tiaia menunggu di gerbang kampus, namun saat mereka sampai, Tiaia tidak ada di sana.

"Kalian sih lama," ujar Tiaia membela diri.

Semua sahabatnya mendengkus kesal, "Kami lama juga karena berhenti di mading dulu," tukas Khiara jengkel.

"Sejak kapan lo semua hobi baca mading?" tanya Tiaia heran.

"Sejak di mading ada info tentang Bian!" ketus Neysa.

"Tentang Bian?" tanya Tiaia berbinar.

Namun semua sahabatnya masih diam dengan wajah kesal.

"Maaf, gue juga sebenernya ngga mau pulang, tapi karena April, gue terpaksa pulang," jelas Tiaia lesu.

"Ngapain lagi dia?" tanya Keily.

Tiaia berdecak kesal, "Ceritanya panjang, dan ngga penting juga."

"Dia kayaknya serius ngejar lo deh Aia," ujar Neysa.

Khiara dan Keily mengangguk, sedangkan Tiaia tidak begitu menghiraukan.

"Ngga usah bahas dia, btw info apa tentang Bian?" tanya Tiaia bersemangat.

"Jadi tadi pas kita mau pulang, kita ngeliat cewek-cewek pada ngerubungin mading. Kita penasaran dong, secara lo kan tahu kalau para mahasiswa males banget baca mading, kecuali kalau ada berita sensasional," ujar Khiara mewakili yang lain.

Neysa mengangguk, "Kayak yang waktu itu, mahasiswa dari club pencinta alam digigit anjing gila pas mau camping, terus satu lagi saat sebelah sepatu mahal bu Siska hilang, yang ternyata dilarikan anjing pak Hartono."

"Eh? Pak Hartono emang punya anjing?" tanya Keily

"Punya, itu anjing pudel putih yang selalu dia titipin di club pencinta hewan," jawab Khiara.

Keily mengangguk, "Btw sepatu bu Siska jadinya ketemu?" tanyanya penasaran.

"Ketemu, tapi udah robek ngga bisa dipakai, bu Siska bahkan kata temen gue ngga ngajar sampai seminggu karena depresi," ujar Neysa.

"Kok kalian malah bahas anjing pak Hartono sama sepatu bu Siska sih!?" Tiaia menghela berat melihat kelakuan para sahabatnya itu.

"Oh iya maaf," ujar Khiara.

"Emang apaan yang dilihat cewe-cewe di mading?" tanya Tiaia makin penasaran.

"Ternyata mereka lagi liat brosur open recruitment club musik!" teriak Keily menggebu.

"Heeh!? Itu doang? Gue juga tahu kali kalau Bian anak club musik," jengkel Tiaia.

"Eh! seblak basi! Sabar dong, ini kita belum kelar ngomong, udah lo potong," kesal Khiara.

"Maaf, gue kira penting banget karena menyangkut Bian. Eh, kalian malah cuma bilang club musik buka pendaftaran anggota baru," ujar Tiaia sambil menghela napas panjang.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang