Tiaia mematung, sedangkan April masih menatapnya dalam, menunggu jawaban gadis itu. Lalu Tiaia meraih kedua pergelangan tangan April dan membawa laki-laki itu untuk kembali berdiri.
"Pril, gue udah punya cowok," ujar Tiaia.
"Maksud lo Bian?"
Tiaia terdiam, sorot matanya berubah sendu.
"Bian ngga beneran cinta sama lo Aia," ujar April.
Tiaia menunduk, air matanya menetes bercampur dengan air hujan yang mengalir deras di wajahnya, "Gue tahu," ujar Tiaia lemah.
"Dia cuma manfaatin lo Aia."
"Iya Pril, iya gue tahu."
"Dia pacaran sama lo cuma mau balas dendam ke gue."
"Gue tahu!" teriak Tiaia, lantas gadis itu menegadah dengan isakan yang sudah tidak terbendung, "Gue tahu Pril," lanjutnya sambil terisak.
"Terus kenapa lo ngga bisa sama gue aja?" tanya April.
Tiaia hanya diam sambil terus menangis di tengah hujan lebat.
"Kenapa Aia!?" teriak April sambil mengguncang tubuh gadis itu.
"Karena yang gue mau cuma Bian, Pril."
Aaakhhh!
Teriak April sambil mengusap air hujan dari wajahnya, lantas laki-laki itu menyibak rambutnya sambil menangis.
"Maafin gue Pril, gue ngga bisa sama lo," ujar Tiaia sambil menatap sendu, lalu ia melanjutkan, "Gue suka sama lo, tapi hanya sebatas teman," ujar gadis itu akhirnya.
April diam sambil menunduk, ia sudah tahu apa akhir dari semua ini. April tahu, kalau Tiaia akan tetap memilih Bian setelah apa yang diperbuat laki-laki itu kepadanya, kenangan dua tahun lalu kembali memenuhi ingatannya.
Malam itu juga hujan lebat seperti ini, ia dan Pertiwi bertengkar hebat di dalam mobil, karena Pertiwi bilang gadis itu lebih mencintai Bian dari pada April yang masih merupakan pacarnya saat itu, gadis itu mengakui jika selama ini hatinya hanya untuk Bian dan April hanya sebagai pelampiasannya karena Bian sama sekali tidak mengiginkannya. April yang penuh dengan amarah, membentak Pertiwi dan dengan tega menyuruh gadis itu turun dari mobilnya di tengah hujan lebat, Pertiwi turun, dan pulang sendiri menggunakan taxi.
Tidak lama setelah itu, April mendengar kabar bahwa terjadi kecelakaan beruntun yang melibatkan banyak mobil, dan salah satunya adalah taxi yang ditompangi Pertiwi.
Malam itu, kabar kematian Pertiwi menghancurkan April, laki-laki itu membenci dirinya sendiri, kenapa ia tega membiarkan gadis itu pulang sendiri, seharusnya ia mengantarkan Pertiwi pulang dengan selamat, bukannya menurunkan gadis itu di jalan hanya karena emosinya yang tidak terkendali.
Penyesalan bertahun-tahun menghantui April, jika saja ia tidak menyuruh Pertiwi turun dari mobilnya malam itu, mungkin gadis itu tidak akan pergi secepat ini, pikiran itu membuat April membenci dirinya sendiri, dan sejak itu, April juga membenci Bian, kenapa harus ada Bian di dunia ini? Kenapa semua yang dicintainya mencintai laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di luar jangkauan (END)
General Fiction⚠️[CERITA INI BELUM DIREVISI!] Perjuangan cinta gadis gengsian bernama Tiaia Rosaline, yang dipaksa ke luar dari zona nyaman oleh para sahabat gilanya demi mendapatkan cinta pria yang sudah lama ia kagumi ternyata tidaklah semudah yang ia bayangkan...