Chapter 26

485 104 5
                                    

"Temen lo jago juga nyanyi yah," ujar April sambil meletakkan tangannya di pundak Avian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temen lo jago juga nyanyi yah," ujar April sambil meletakkan tangannya di pundak Avian.

Avian menoleh dan mendapati bajingan yang waktu itu memukulinya, "Ngapain lo ke sini!?" tanyanya sambil melepaskan tangan April.

"Ini tempat umum, apa urusan lo ngelarang gue?" tanya April sambil mendorong tubuh Avian, yang menyebabkan laki-laki itu terhuyung ke belakang.

"Apa-apaan sih!?" teriak Avian sambil membalas dengan dorongan yang sama.

Riyan dan Rendi yang sejak tadi sudah melarang April hanya dianggap angin lalu oleh laki-laki itu, dan akhirnya mereka hanya bisa berdiri memperhatikan keduanya dengan wajah cemas, takut kejadian seperti di fantasia waktu itu terulang kembali.

"Lo mau ngerasain pukulan gue lagi?" tanya April sambil menoleh ke arah tinjunya.

Bukkh!

Kepalan tangan Avian malah yang lebih dulu mengenai pipi kiri April, "Lo pikir gue akan diam terus saat lo tindas?" tanya Avian.

April memegangi pipinya yang nyeri sehabis kena tonjok itu, "Pukulan lo kayak cewe, ngga berasa. Mau gue ajarin cara mukul yang bener?" tanyanya sambil melayangkan tinjunya tepat mengenai pipi kiri Avian, yang membuat laki-laki itu terjatuh.

Bian yang tengah bernyanyi tak sengaja menangkap Avian yang sepertinya dalam masalah, Bian langsung berhenti bernyanyi, bahkan saat lagu yang tengah ia bawakan belum selesai.

Pandangan Bian tertuju pada bagian kanan panggung, di mana Avian dan April tengah ribut. Semua penonton yang sedang menikmati nyanyian Bian dibuat bingung, termasuk Tiaia.

Bian tiba-tiba melompat dari atas panggung dan berlari ke sisi kanan.

Tiba-tiba suasana bazar yang tadinya damai dan romantis karena nyanyian Bian, berubah ribut dan penuh kekalutan. Orang-orang sibuk bergerumun di lokasi keributan itu.

"Lepasin!" teriak Bian emosi, meski wajahnya masih tenang dan dingin seperti biasa.

Tangan April terlepas dari kerah baju Avian, yang menyebabkan kancing kemeja bagian atas Avian ikut terpelanting.

"Akhirnya lo datang juga," ujar April sambil tertawa.

"Kalau lo butuh gue, cari gue. Bukannya gangguin temen gue!" teriak Bian sambil memegangi kerah baju April.

April tersenyum, "Kenapa gue harus repot-repot nyari lo, kalau lewat Avian lo bisa datang dengan cepat ke gue," ujarnya sambil melepaskan tangan Bian.

"Tapi masalah lo sama gue, kenapa melibatkan Avian?" tanya Bian tidak terima.

April tertawa, bahkan sekarang sampai terbahak, "Karena dia teman lo," ujar April sambil menepuk-nepuk bergantian kedua pundak Bian seperti sedang menghilangkan debu dari sana.

Bian lantas mundur dari posisinya berdiri, untuk menjauhkan tangan April dari pundaknya.

"Pengecut," ujar Bian dengan senyum remeh.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang