Chapter 1

4.7K 428 74
                                    

Suara televisi yang memberitakan kasus pencurian terdengar memenuhi seisi ruangan, empat orang gadis yang sejak tadi duduk melingkar dengan posisi bersila di ruangan itu tampak tidak berminat dengan isi berita, mereka lebih tertarik menatap salah ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara televisi yang memberitakan kasus pencurian terdengar memenuhi seisi ruangan, empat orang gadis yang sejak tadi duduk melingkar dengan posisi bersila di ruangan itu tampak tidak berminat dengan isi berita, mereka lebih tertarik menatap salah seorang di antara mereka, gadis dengan rambut sebahu yang sejak tadi sibuk menggigiti kuku sambil menatap khidmat layar ponselnya.

"Kalian yakin?" Gadis itu menghentikan gigitannya, lalu menatap semua sahabatnya dengan raut pasi.

Gadis lainnya mengangguk serentak, lalu suasana kembali hening, mereka masih menunggu. Kilatan gusar makin kental di wajah gadis itu, andai saja ia punya cukup kekuatan untuk melarikan diri dari sana, ia akan melakukannya, ketimbang harus mengirimi pesan pria yang menjadi pujaan hatinya itu.


"Gue ga berani," ujar gadis itu akhirnya sambil meletakkan ponselnya kasar.

"Tiaia!" teriak gadis lainnya serentak.

"Ayo dong Aia," bujuk gadis dengan rambut keriting bernama Keily.

"Buruan Aia, gue mau bikin tugas nih," ujar gadis berkacamata bulat bernama Neysa.

Tiaia menghela napas panjang, lalu memungut kembali ponselnya.

"Kucing gue keburu lahiran nungguin lo Aia!" Kali ini gadis dengan rambut merah menyala yang mulai geram.

"Lo bantuin gue dong Khia!" Tiaia melemparkan ponselnya pada gadis berambut merah yang bernama Khiara itu.

"Gue?" tanya Khiara dengan alis bertaut.

"Terus siapa lagi? Bimo?" tanya Tiaia sambil menatap kucing putih yang tengah tidur di pangkuan Khiara.

"Lo deh Ney," ujar Khiara sambil menyodorkan ponsel itu pada Neysa.

"Boleh, tapi tugas buat besok jangan nyontek gue."

Khiara mendengkus sebal, karena ancaman Neysa si kutu buku itu terdengar sangat mengerikan.

"Kalau gitu lo deh Kei," Khiara beralih ke Keily

"Typing gue jelek," ujar Keily dengan senyum merekah.

"Terus siapa yang mau nge-wa nih?" tanya Khiara.

Mereka semua diam, lalu menatap pada Tiaia dengan tatapan penuh arti.

"Gue?" tanya Tiaia ragu.

"Siapa lagi? Bimo?" ujar Khiara menyerang balik.

"Ta tapi__" protes Tiaia.

Keily mendekatkan telunjuknya ke bibir, "Uusstt ussttt, Bian gebetan siapa?"

"Gue," jawab Tiaia lesu.

"So?" tanya Neysa.

"Ah! Sial!" gerutu Tiaia.

Otaknya seketika kembali pada beberapa waktu lalu, yang menjadi awal dari semua kekacauan ini.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang