Chapter 4

1K 178 14
                                    

"Mau apa?" tanya Bian dingin pada gadis yang menghampirinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau apa?" tanya Bian dingin pada gadis yang menghampirinya itu.

"Lo udah sarapan? Nih gue bawain sarapan, gue masak sendiri loh," ujar gadis itu dengan wajah berseri.

"Serius lo yang masak sendiri Mei?" tanya Avian tak percaya.

"Gue nggak ngomong sama lo," balas Meisa jutek.

"Gue ngga lapar," jawab Bian.

"Kalau gitu simpan untuk nanti," ujar Meisa sambil meraih tangan Bian tanpa permisi dan menyerahkan kotak bekal itu ke tangan laki-laki itu.

Bian menghela, lalu dengan santai berjalan menuju tempat sampah yang berada di pojok tempat parkir dan tidak menunggu lama, kotak bekal berwarna biru cerah itu sudah melesat memasuki tempat sampah itu.

Meisa hanya diam terpaku dan tidak bisa berkata-kata atas perlakuan Bian kepadanya, padahal mereka sudah saling kenal dari sekolah menangah atas, bahkan orang tua mereka juga bersahabat, tapi Bian tidak pernah memperlakukannya dengan baik.

"Kok lo buang sih Bi?" tanya Meisa yang masih shock.

"Lo budek? Gue bilang ga laper," ujar Bian sambil merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel.

Ting!

Notifikasi dari ponsel Meisa berbunyi, namun gadis itu tidak langsung memeriksanya.

"Itu udah gue transfer, buat ganti kotak bekal lo," ujar Bian sambil berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan betapa merahnya wajah Meisa.

"Gila! Parah banget tuh orang," ujar Khiara yang menyaksikan kejadian itu.

Tiaia meneguk kasar liurnya, "Kayanya gue ga enak badan deh, kita batalin aja yah," ujarnya makin gugup saat Bian dan Avian semakin dekat.

"Aia! Lo gimana sih? Percuma dong kita nungguin di sini dari tadi," ujar Neysa.

Keily mengangguk setuju, "Mana gue nahan boker lagi dari tadi demi lo," rungutnya.

"Ta...tapi gue__"

Belum sempat Tiaia menyelesaikan ucapannya, Khiara sudah mendorong gadis itu ke arah Bian, dan sialnya dia tepat berhenti di depan laki-laki itu.

"Sialan! Awas aja lo yah Khia! Mampus gue, kotak bekal barusan aja dibuang ke tempat sampah, gimana hadiah gue?" batin Tiaia sambil mencengkram paper bag di tangannya dengan kuat."

Bian berdehem untuk menarik atensi Tiaia, lantas gadis itu menengadah.

"Ha?" tanyanya linglung.

Di luar jangkauan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang