Suara salakan anjing beberapa kali terdengar sebelum akhirnya mengaum panjang, malam ini begitu cerah dan cukup tenang, tidak seperti malam-malam sebelumnya yang diguyur hujan deras sampai tengah malam.
Sesekali desauan angin saat bergesekan dengan nyiur di belakang kampus terdengar samar yang menyebabkan bulu tengkuk merinding hebat. Belum lagi cahaya tamaram yang berasal dari lampu-lampu gedung hanya cukup untuk menyinari sepertiga bagian jalan di depannya, menyebabkan tiga orang yang sekarang tengah mengendap-endap itu kesulitan menapaki jalan mereka.
"Pulang yuk gue akut," rengek Neysa sambil terus menggenggam erat lengan baju Keily.
"Yaelah! Baru juga sampai," bisik Keily.
Semua sahabat Tiaia sekarang tengah melakukan ekspedisi malam, setidaknya itulah yang dikatakan Khiara pada satpam kampus yang merupakan bestienya itu beberapa waktu yang lalu, saat ditanya ada tujuan apa ke kampus jam sembilan malam begini.
Sebenarnya alasan itu tidak cukup masuk akal, namun satpam berbadan tambun itu akhirnya membolehkan mereka masuk setelah sebelumnya Khiara menambahkan bahwa itu dalam rangka kegiatan di unit kemahasiswaan.
Karena tampang mereka polos semua, jauh dari kata kriminal, yang sebenarnya bertolak belakang dengan akhlak mereka, membuat satpam akhirnya meloloskan mereka untuk melewati gerbang utama.
"Eh Khia! Lo yakin Tiaia lewat sini?" tanya Keily memastikan.
Khiara mengangguk, "Iya, gue belum rabun kayak Neysa."
"Sialan lo!" rutuk Neysa yang merasa terhina.
"Salah liat kali, siapa tahu yang lo liat mba kunti," ujar Keily sambil menjejali tangannya ke tengkuk Neysa yang membuat gadis itu dengan sigap menepisnya.
"Lo apa-apaan sih Kei? Nakut-nakutin aja," teriak Neysa sebal.
Keily malah terkekeh melihat Neysa bersungut marah. Malam ini, mereka semua berniat untuk mengikuti Tiaia diam-diam. Tadi sore kata gadis itu, ia malam ini akan kembali berlatih gitar dengan Bian untuk persiapan pentas seni di acara musik camp, lalu saat Khiara bertanya apakah Tiaia sudah bisa, gadis itu hanya tersenyum sambil mengangguk. Namun saat Khiara menyuruhnya untuk mencoba, Tiaia malah menolak.
Hal itulah yang menjadi pemicu munculnya ide gila ini, kali ini Khiara biang keroknya, yang memaksa semua sahabatnya untuk ikut dan menyaksikan sendiri Tiaia bermain gitar, katanya ini menyangkut eksistensinya, padahal sebenarnya lebih pada menyangkut egonya sendiri.
Mereka sekarang sudah berada di dalam lift yang akan membawa mereka ke studio musik di lantai lima gedung kemahasiswaan. Tiaia bilang, ia dan Bian akan berlatih di studio musik malam ini.
Khiara dan teman-temannya sekarang sudah berada di lorong gedung kemahasiswaan lantai lima, suasana cukup tenang namun juga ada satu-dua unit kegiatan mahasiswa yang sepertinya ada kegiatan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di luar jangkauan (END)
General Fiction⚠️[CERITA INI BELUM DIREVISI!] Perjuangan cinta gadis gengsian bernama Tiaia Rosaline, yang dipaksa ke luar dari zona nyaman oleh para sahabat gilanya demi mendapatkan cinta pria yang sudah lama ia kagumi ternyata tidaklah semudah yang ia bayangkan...