Tiaia tengah berdiri sendirian di pinggir jalan tepat di depan gerbang kampusnya, sambil menunggu para sahabatnya.
Beberapa orang yang berlalu lalang memperhatikannya, menjadikannya pusat tontonan, ada yang melihat hanya karena ingin, ada juga yang mungkin tidak sengaja melihat karena Tiaia benar-benar terlihat mencolok di pinggir jalan.
Beberapa kali diliriknya jam kulit coklat yang dikenakannya, hari sudah beranjak sore, namun para sahabatnya belum muncul juga, padahal mereka janji hari ini untuk menemaninya menunggu Bian pulang kuliah.
Tiba-tiba klakson dari Fortuner hitam yang berhenti di depannya mengagetkan lamunan Tiaia, kaca mobil itu turun perlahan, memperlihatkan sosok April yang tengah tersenyum ke arahnya, di sebelahnya duduk seorang gadis yang kalau Tiaia tidak salah adalah gadis yang juga mengejar Bian.
Mereka ke luar dari mobil dan berjalan menuju Tiaia yang berdiri di sisi kiri gerbang Airee university itu.
"Wah kebetulan banget," ujar April sambil tersenyum ke arah Tiaia.
Meisa menatap Tiaia dari atas sampai bawah, "Dia siapa?" tanyanya pada abangnya itu.
"Calon pacar gue," jawab April seenaknya.
"Ngga!" bantah Tiaia cepat.
"Kalau pun iya juga ngga masalah," ujar Meisa.
"Gue maunya sama yang lo suka," batin Tiaia.
"Titip abang gue yah," ujar Meisa.
"Abang? Maksudnya kalian bersaudara?" tanya Tiaia bingung.
Meisa mengangguk, "Dua orang yang dilahirkan oleh ibu yang sama, seharusnya emang disebut saudara sih."
Tiaia meneguk kasar salivanya sendiri, kenapa dunia ini begitu sempit?
"Gue duluan yah, ada kuliah soalnya," ujar Meisa lagi sambil berlari dengan tangan melambai.
Setelah kepergian Meisa, Tiaia menatap April dengan tatapan tajam, bahkan matanya tak berkedip sedikit pun.
"Lo kenapa masih di sini?" tanya Tiaia.
"Yuk gue antar pulang," tawar April.
"Lo pulang aja, gue lagi nungguin temen-temen gue."
"Kalau gitu gue temenin sampai mereka datang."
"Terserah," ujar Tiaia tidak peduli.
******
Bian menghentikan langkahnya tiba-tiba, yang membuat Avian menabrak punggungnya dengan keras.
"Bi! Kalau mau berhenti kasih aba-aba dong! Geger otak gue nih," ujar Avian sambil berjalan ke sebelah Bian.
Bian tidak memperdulikan keluhan Avian sama sekali, ia berdiri kaku sambil menatap lurus ke depan tanpa berkedip sedikitpun, hal itu membuat Avian penasaran dan ikut menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di luar jangkauan (END)
General Fiction⚠️[CERITA INI BELUM DIREVISI!] Perjuangan cinta gadis gengsian bernama Tiaia Rosaline, yang dipaksa ke luar dari zona nyaman oleh para sahabat gilanya demi mendapatkan cinta pria yang sudah lama ia kagumi ternyata tidaklah semudah yang ia bayangkan...