34. Siap Laksanakan

27.8K 2.4K 237
                                    

Tugasku melindungimu.
Tugasmu tetap berada di sisiku.

-Aksara Archernar-

***

BRAKKKK

Seisi kelas dua belas IPA 4 terkejut karena bantingan pintu yang dibuat Aksara. Aksara masuk bersama Kevin, Doel, dan Vian. Laki-laki itu dengan wajah tanpa ekspresi menatap nyalang satu persatu siswa di dalam. Mencari orang yang dengan berani mengganggu gadisnya.

Seluruh siswa menunduk ketakutan. Mereka tak berani mengangkat kepala, takut kalau-kalau matanya bersinggungan dengan manik tajam Aksara. Anak-anak cowok yang tadinya ramai bermain lompat-lompat di depan kelas seketika mundur. Mereka tak punya nyali besar menghadapi Aksara.

Aksara berhenti mengedarkan pandangannya ketika menemukan sosok gadis berambut pirang yang ia cari. Gadis itu menampilkan wajah seolah tidak melakukan apa-apa. Tangan Aksara mengepal di bawah. Kalau saja dia itu laki-laki, Aksara tidak akan segan-segan membogem wajahnya sekarang juga.

"KELUAR LO SEMUA. KECUALI LO!" Aksara menunjuk Gina terang-terangan. Membuat semua anak-anak menoleh padanya.

Mendengar instruksi bermakna perintah yang tak mungkin dilanggar, seluruh anak-anak di kelas itu keluar. Sebagian dari mereka menerawang sepertinya Gina telah mengusik ketenangan Aksara. Mereka semua tahu betul Gina sangat terobsesi dengan ketua Quarlesi itu. Tapi kalau obsesinya itu telah mengusik Aksara, gadis itu dalam masalah besar.

Doel menutup pintu kelas. Sementara Kevin dan Vian menutup gorden jendela. Mereka tidak mau sampai ada siswa lain yang mengintip.

Setelah semuanya beres, Aksara maju mendekati Gina. Rahangnya mengeras begitu mengingat kembali bagaimana wajah Bulan yang menangis ketakutan. Gadis itu terus memohon pada Aksara agar rekaman itu tidak tersebar. Aksara memerlukan waktu yang cukup lama untuk meyakinkan dan menenangkan gadisnya itu. Sampai setelah benar-benar tenang, Aksara baru mengantarnya kembali ke kelas.

"Lo mau ketemu gue sampai repot-repot ke kelas gue?" Gina tersenyum senang. Ia berlari ke samping Aksara. Memeluk lengan kekar laki-laki itu.

Aksara menepisnya kasar. Ia mendorong tubuh Gina menjauh darinya. Bersamaan dengan itu, Ray, Horas dan Figo datang bersama dua orang gadis. Aksara yang menyuruh mereka membawa kedua gadis itu. Windy dan Dhea terlihat ketakutan sekali. Saat Ray, Horas, dan Figo menghampiri mereka dengan alasan Aksara mencari mereka, tangan mereka seketika bergetar. Mereka sudah tahu apa maksudnya. Apa mereka telah melakukan kesalahan yang besar?

Aksara tidak mau basa basi. Ia langsung mengutarakan maksudnya.

"Mana video itu?" tanyanya Dingin.

"Video apa, Aksa?" tanya Gina balik.

Aksara melempar senyum sinisnya. "Gak usah pura-pura gak tau. Serahin video itu!"

"Video apa sih, Aksa? Lo mau video gue? Boleh, dengan senang hati gue kasih," ucap Gina sambil tersenyum lebar.

Aksara menggeram. Sialan. Gadis ini benar-benar menguji emosinya. Aksara menatap tajam kedua gadis yang sedari tadi menunduk. Mereka juga termasuk dalam kejadian ini. Sebaiknya Aksara mengurus dua cecunguk itu terlebih dahulu.

"Lo berdua! Apa yang lo pada lakuin sama Bulan?" tanya Aksara.

"JAWAB!" bentak Aksara saat kedua gadis itu tak membalas.

Windy dan Dhea menggeleng cepat. "E-enggak. K-kita g-gak ngapa-ngapain," jawab Windy terbata-bata.

BRAKKKKK

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang