14. Nomor HP

32.8K 3.1K 106
                                    

Ketika dia mengucap maaf, tatap matanya. Di sana ada kebenaran yang membuktikan segala ucapannya.

-Rembulan Aldera-

***

Ada sesuatu yang membuat Aksara tak bisa melepas Bulan dari pikirannya. Air mata Bulan. Gadis itu dengan mudahnya bisa membuat Aksara tidak fokus seharian hanya dengan air matanya. Aksara menatap teman-temannya yang sibuk bercanda dari satu anak tangga di atas mereka. Namun nyatanya meski begitu, Aksara tidak tahu apa yang mereka tertawakan. Aksara sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Wuishh! Cewek!" Doel menaikan alisnya dan bersiul pada siswi-siswi yang lewat. Keenam pria itu sedang duduk di tengah tangga, Vian tidak tahu ada dimana. Mereka menghadang orang-orang yang ingin lewat. Bukan melewati tangga, tapi depan tangga. Tidak ada yang berani turun atau naik lewat tangga itu. Mungkin ada beberapa, tapi itu yang punya nyali besar. Padahal sebenarnya mau lewat juga tidak akan diapa-apain. Yang penting permisi.

Doel berdiri lalu menghampiri satu orang gadis. "Hai cewek." Doel mengedipkan matanya. "Kenalan dong. Namanya siapa?"

Gadis itu celingak-celinguk. Lalu tersadar kalau dia yang diajak bicara Doel. "S-sella, kak." Gadis itu menjawab gugup. Jantungnya berdebar tak karuan. Sella berjalan sendirian dan tiba-tiba dipanggil oleh salah satu inti Quarlesi. Dan dia berdiri tepat di depan semua inti Quarlesi. Siapa yang tidak gugup?

"Lo anak kelas sepuluh kan?" tanya Doel.

"I-iya, kak."

"Pantes nggak pernah liat."

"Jangan mau diajak kenalan. DIA BUAYA!" teriak Ray dari tempatnya duduk.

"Mending juga sama gue. Tampang oke, gaya keren. Pinter? Jangan ditanya," kata Horas.

"Dih! Kevin lo?" tanya Figo sewot. Kevin yang sedaritadi diam menoleh sedikit.

"Sa, lo mikirin apa sih?" tanya Ray. Dari pagi Aksara terlihat tidak biasa.

"Tau. Dari pagi diajak ngomong diem-diem aja," imbuh Horas.

"Mikirin cicilan rumah sama mobil ya?" tanya Figo.

"Ya kali orang kaya tujuh turunan mikirin cicilan," kata Horas.

"Jangan-jangan lo lagi berantem ya sama cewek lo." Tebakan Ray berhasil membuat Aksara menoleh. Aksara diam. Lalu Vian datang entah dari mana dan duduk di sebelah Aksara.

"Dari mana lo?" tanya Horas.

"Menjalankan tugas," kata Vian. "Gue bawa berita bagus nih."

"Berita apaan?" tanya Figo.

"Coba tebak."

"Kepala sekolah mau kawin lagi?" tebak Ray.

"Gila lo. Udah tua begitu," kata Horas.

"Kevin lagi deketin cewek?" tebak Figo.

"Gue mulu," protes Kevin membuat teman-temannya tertawa.

"Terus apaan?" tanya Ray. "Gak usah main tebak-tebakan lah. Bener juga nggak dapet sepeda."

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang