"Berkunjunglah ke jantungku bukan sebagai tamu, tetapi sebagai pemilik rumah, sebab di sana kau yang akan tinggal selamanya."
-Anonim-
***
DUAR!
"AAAAAA!" Doel berpekik kencang begitu suara petir menyambar.
"Anjir lo! Bikin kaget aja!" umpat Ray yang tengah mengerjakan tugas fisikanya. Laki-laki itu mengusap-usap dadanya.
Doel mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Ternyata ia sudah menjadi bahan tontonan berkat teriakan seksinya. Doel menyengir lebar pada teman-teman sekelasnya. Doel mengangkat dua jari. "Peace."
Guru fisika saat ini sedang ada urusan di ruang kepala sekolah. Jadi mereka hanya diberi tugas sebelum pulang sekolah.
"Nomor tiga ap—"
DUAR!
"AAAAA!" Doel terloncat kaget karena petir yang lagi-lagi menyambar."
"AAAA!" Vian yang sedang berbicara terpotong oleh teriakan Doel, malah ikut berteriak karena kaget.
"Apaan sih lo berdua? Jantungan nih gue lam—"
DUAR!
"AAAAA!"
Sepertinya kelas ini berpotensi diikutsertakan dalam kontes berteriak. Memang petir menyambar begitu kuat, langit tertutupi awan-awan hitam, hujan turun teramat deras. Tapi biasa aja dong!
"Doel, gue colok muka lo ya," ancam Ray. Tak tahu sudah keberapa kalinya ia mengusap-usap dadanya karena kaget.
"Teriakan lo kayak perawan mau diperkosa tau gak?" celetuk Figo.
"Kenapa? Melengking-melengking seksi gitu ya?" tanya Doel.
Horas melempar penggaris yang sejak tadi ia mainkan sembari menyalin jawaban Kevin ke Doel. "Kebanyakan nonton Jepang lo."
Doel tertawa. Rahasia negara jangan dibuka dong.
Doel menyenggol lengan Aksara yang duduk di sebelahnya. "Gimana, Sa? Suara gue seksi gak?"
"Gak banget deh, Doel. Seksian juga suara Bulan kan, Sa?" Vian mewakili Aksara menjawab.
"Ohh yess ohh yess, mas."
Aksara menatap Vian tajam membuat laki-laki itu bungkam seketika.
"Biasa, Sa. Mesti gue chidori dulu baru bener." Doel berdiri. Vian ikut tertantang. Laki-laki itu berdiri juga.
Pertarungan Doel dan Vian babak kedua akan segera dimulai. Setelah sebelumnya pertandingan pertama yang dilaksanakan saat perjalanan study tour yang dimenangkan oleh Vian. Pokoknya kali ini Doel yang harus menang!
Doel dan Vian maju ke depan kelas, mengundang perhatian anak-anak kelas. Doel berdiri di ujung kanan, sementara Vian berdiri di ujung kiri. Keduanya saling menatap tajam seolah adalah rival sejati.
"Maju lo sini!" seru Doel.
"Lo yang maju!" balas Vian. "Takut kalah lagi kan lo?"
"Stroberi mangga apel, sori gak lepel," tangkas Doel.
"MAJU CEPET!" teriak Vian.
"LO DULUAN!"
"SIAP-SIAP KALAH LAGI KALAU GUE MAJU DULUAN!"
"GUE GAK BAKAL KALAH!"
"HILIH GAK PERCAYA GUE!"
"SIAPA YANG DUKUNG GUE?!!!!!" Doel mengangkat kepalan tangannya ke atas, meminta dukungan dari anak-anak kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (PRE-ORDER)
Romantizm[PEMESANAN NOVEL BISA MELALUI SHOPEE ANDROBOOKS] Rembulan Aldera. Bernasib sial karena harus berurusan dengan ketua geng sekolahnya, Aksara Archernar. Karena kesalahannya melempar Aksara dengan sepatu, membuatnya harus menanggung malu akibat perbuat...