42. ♡

25.1K 2.4K 304
                                    

Aku tidak pernah membayangkan cinta pertamaku jatuh padamu.

-Aksara Archernar-

***

Pagi-pagi sekali anak-anak kembali ke hotel setelah dua malam berkemah di hutan. Hari ini hari terakhir study tour. Anak-anak diberi waktu bebas sampai siang hari, kemudian akan kembali ke Jakarta.

Sebelum kembali ke Jakarta, mereka mampir ke salah satu pantai terkenal di Cilacap, Pantai Jetis. Mereka mendapat waktu dua jam untuk bersenang-senang. Aksara menarik Bulan menjauh dari peredaran siswa. Aksara mencari tempat yang tak ada orang. Ia ingin hanya ada ia dan Bulan saja.

"Aksara, kita mau ke mana?" tanya Bulan sembari mengikuti Aksara.

"Berduaan," balas Aksara. Setelah berjalan lumayan jauh, Aksara berhenti ketika tak melihat ada orang lain lagi di sekelilingnya. Kemudian ia duduk dan menarik Bulan ikut duduk di atas pasir.

Bulan menekuk seraya memeluk kedua kakinya. Gadis itu mendongak melihat indahnya langit yang mulai berganti dari siang ke sore hari. Di sebrang kiri terdapat perbukitan yang mana masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kebumen. Suara deru ombak bersahut-sahutan, menerjang bebatuan di tengah lautan.

Aksara mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Tanpa sepengetahuan Bulan, laki-laki itu membuka kamera dan mengarahkannya ke gadis itu. Aksara mengulum senyum tipis. Wajah gadisnya itu benar-benar menenangkan. Wajahnya begitu menggemaskan saat terpukau akan indahnya pemandangan yang ia lihat.

Aksara memotret wajah Bulan satu kali, lalu kembali menyimpan ponselnya.

"Aksara, cantik banget ya pemandangannya," ucap Bulan.

"Yang lagi gue pandang juga cantik."

Bulan menoleh. "Maksudnya Bulan?"

"Siapa lagi?"

Bulan tersenyum. "Aksara mah gombal."

"Dibilang gue gak bisa gombal. Gue serius."

Bulan memperhatikan ombak yang kian pasang dan surut. Ombak hari ini lumayan tinggi. Bulan berdiri. "Ngapain?" tanya Aksara.

Bulan tidak menjawab. Ia menepuk celananya yang kotor terkena pasir, lalu mengambil ranting pohon yang ada tak jauh darinya. Bulan menulis sesuatu di pasir yang jaraknya jauh dari ombak. Bulan takut jikalau ombak itu menerjang tulisannya, membuat tulisan itu hilang.

Aksara memperhatikan gadisnya itu dengan posisi yang masih duduk. Setelah Bulan selesai dengan tulisannya, ia melambaikan tangan ke Aksara. Bulan menyuruh Aksara menghampirinya.

Aksara melihat tulisan yang terdapat di pasir itu.

AKSARA

BULAN

Aksara kemudian melihat Bulan. Bulan tersenyum lebar pada Aksara. Aksara membalas senyuman Bulan dengan senyuman kecil. Sungguh, ia paling suka saat Bulan tersenyum.

"Salah, Lan. Bukan begini," ucap Aksara.

"Loh? Terus gimana, Aksara?" tanya Bulan bingung.

"Sini." Aksara mengambil ranting dari tangan Bulan. Ia menambahkan sesuatu dalam tulisan itu.

AKSARA

BULAN

Aksara melempar ranting itu sembarang arah. "Udah."

Bulan membuang wajahnya dari Aksara. Pipinya merona. Ia salah tingkah. "Aksara mah bikin Bulan malu terus."

Aksara meraih wajah Bulan lalu mengarahkannya kembali melihat Aksara. "Pipi lo merah."

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang