33. Marahnya Aksara

30.4K 2.6K 246
                                    

Tak ada yang lebih mengerikan daripada kehilangan.
Tak ada yang lebih menyakitkan daripada kehilangan.
Dan tak ada yang lebih menyedihkan daripada kehilangan.

***

"Lan, kamu gak siap-siap? Udah jam enam loh ini," ucap Bintang.

"Emang ada apa, bang?" tanya Bulan sambil mengisap permen kakinya. Permen kaki yang Aksara belikan untuknya saat jalan pulang.

"Kan perusahan kita ada acara, Lan. Lupa kamu? Ngerayain kesepakatan perjanjian sama perusahaan lain," kata Bintang.

Bulan menepuk dahinya keras. "OH IYA, BANG! BULAN LUPA."

"Kamu mah kebiasaan. Cepetan siap-siap. Abang tungguin lima menit. Kalau enggak abang tinggal."

"Abang jangan dong! Kalau Bulan ditinggal, Bulan pergi sama siapa?"

"Jalan kaki," ucap Bintang. Laki-laki itu berjalan keluar dari kamar Bulan. Seketika itu Bulan segera bersiap-siap. Enak aja jalan kaki. Bisa encok pinggangnya.

***

"Beli mangga di pasar loak--"

"Emang di pasar loak jualan mangga?" potong Ray.

Doel melempar Ray dengan kulit kacang. "Diem gak lo?"

Ray memegang kulit kacang yang menyangkut di kerah bajunya. Saat meraba, Ray merasa ada lendir-lendir basah. "Apaan nih? Kok basah?" Ray penasaran. Ia menggesek-gesek kulit kacang itu ke telapak tangannya.

Lima detik kemudian dia baru sadar. "ANJING! LUDAH LO GOBLOK!" Ray langsung melempar balik kulit kacang itu ke Doel. Jijik dengan telapaknya, ia berencana mengelapnya ke baju Kevin. Namun sayang rencananya gagal karena Kevin tahu dan langsung pindah tempat duduk.

Teman-temannya tertawa puas. Aksara hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan wakilnya. Andai wakilnya itu bisa ditukar, Aksara sejak lama sudah membuang Ray dan menggantikannya dengan wakil ketua Calvorst atau Erlangga. Setidaknya mereka lebih waras.

Setelah membahas penyerangan balik yang akan dilakukan untuk membalas kecurangan Jason, mereka semua mengadakan pesta. Pesta penyambutan ketuanya yang baru keluar dari rumah sakit. Sebenarnya bukan pesta penyambutan, tapi pemaksaan pembayaran makanan oleh Aksara. Benar-benar lucknut!

"Dengerin dulu pantun gue yang tadi," ucap Doel.

"Woi denger!"

"Denger bego!"

"DENGER PANTUN GUE WAHAI MANUSIA-MANUSIA BUDEG!" teriak Doel karena teman-temannya tidak ada yang menyaut. Setelah teriak pun teman-temannya tak ada yang memperhatikannya. Doel memajukan bibirnya. Memang semua cowok sama saja!

"Iya udah gue denger. Cepet," ucap Figo yang merasa sedikit kasihan dengan Doel. Udah tadi ngajak jalan ditolak Manda, sekarang dikacangin. Ya sudah sebagai teman yang baik Figo dengarkan saja.

"OH MONYET, KAULAH TEMAN SEJATIKU." Doel melayangkan kiss bye ke Figo. Detik itu juga Figo menghindar ke samping. Takut kiss bye itu nyangkut ke mulutnya. Kalau nyangkut kan secara tidak langsung jadinya mereka ci-ciu-ciuma-STOP! Oke lanjut!

"Beli mangga di pasar loak,
Otak lo sekecil tai luwak."

"HAHAHAHAHAHA!" Tawa Ray menyebar satu ruangan. Benar-benar bodoh Figo bisa sampai terjebak pantun Doel.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang