37. Cokelat dan Soal

27.2K 2.4K 229
                                    

Happy 100k readers!!!!!!!!!!

OMG! Gak nyangka banget dapet 100k readers sebelum ceritanya end😭😭

Makasih ya para pembaca setia gue yang udah nyempetin baca cerita ini.

Huhu seneng banget dongg😭😭

Mau hadiah apa nih 100k readers? Ada yang req?😁

Happy reading all!

***

Kau pikir aku memperhatikanmu? Tidak, sayang. Aku memperhatikan lingkunganmu, barangkali ada yang akan mengganggumu, kuhajar dia.

-Pidi Baiq-

***

Teman-teman Aksara berdiri jauh di belakang laki-laki itu. Mereka semua saling dorong-dorongan, saling bersembunyi di balik pinggung satu sama lain. Mereka tak sengaja menumpahkan minuman ke buku tugas Aksara. Alhasil mereka semua mendapat hukuman dari Aksara.

Aksara menoleh ke belakang. "Berdiri yang bener!"

Mereka semua cepat-cepat berdiri tegak. Kedua telapak tangan dikepalkan di kedua sisi tubuh dengan kepala tegap ke depan. Mirip seperti anak SD yang dihukum disuruh baris berjejer.

Kevin masuk ke dalam ruang kumpul. Tentunya laki-laki pendiam satu ini tidak terlibat. Ia habis mengeringkan buku Aksara dengan hairdryer. Jangan ditanya hairdryer siapa. Pasti milik salah satu anak Quarlesi. Anak-anak Quarlesi sering mengambil barang-barang di rumahnya untuk ditaruh di Warma. Sampai-sampai ada juga yang bawa panci emaknya buat latihan berantam.

"Luntur tintanya, Sa."

Perkataan Kevin membuat kelima teman Aksara bergidik. Astaga! Matilah mereka. Ray, Figo, Vian dan Horas melihat ke Doel, si pembawa masalah ini. Tadinya mereka sedang asik mencontek tugas Aksara, lalu datanglah Doel membawa es teh dan bergabung bersama mereka. Vian dan Horas sudah selesai menyalin, tetapi Ray dan Figo belum, alhasil mereka ribut untuk membalik buku Aksara atau tidak. Saat acara ribut-ribut itu, Ray tak sengaja menyenggol es teh Doel dan berakhir tumpah membasahi buku Aksara. Dan ya jadinya mereka semua dihukum deh.

"Ngapain pada liatin gue?" bisik Doel kecil.

"Gara-gara lo nih tau gak?" tuduh Figo.

"Napa jadi gue sih? Yang tumpahin siapa?" tanya Doel melirik ke Ray.

"Terus gue gitu? Lo lah. Siapa suruh taro es tehnya di sono," ucap Ray tak terima.

"Lah apa hubungannya? Lo yang nyenggol," ucap Doel.

"Lo!" kukuh Ray.

"Lo!" Doel tak mau kalah.

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!"

"Gak usah salah-salahan!" Ray dan Doel terperanjat kaget. Mereka menutup mulut rapat-rapat, lalu tersenyum lebar pada Aksara.

"Gak usah senyum-senyum!" Ray dan Doel terpaksa menahan senyum. Ketiga teman lainnya malah ingin tertawa. Tapi mereka tahan mati-matian demi tidak menciptakan peperangan.

"Efek gak dimaafin bu bos nih," bisik Horas pelan.

"Ngomong apa lo?" tanya Aksara galak pada Horas.

Horas cepat menggeleng. "Gak. Itu kucingnya Vian bentar lagi lahiran."

"Udah lahiran, Ras," ucap Vian.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang