53. Putus

23.3K 2.2K 399
                                    

"Selalu ada penghalang untuk kita bersama."

-Rembulan Aldera-

***

Seminggu berlalu Aksara dan Bulan belajar untuk persiapan PAS. Rasanya kepala Bulan seperti mau meledak. Belajar, belajar, dan belajar saja yang terus Aksara suruh. Laki-laki itu selalu mengawasinya, seakan seekor macan yang mengintai mangsanya. Lama-lama Aksara ganti profesi nih jadi macan.

Seperti pagi ini. Baru saja tiba di sekolah, Aksara mengajak Bulan ke perpustakaan. Buku lagi buku lagi yang ada di hadapannya. Jika lama-lama Aksara berubah profesi menjadi macan, maka sepertinya Bulan akan berubah menjadi kutu buku.

"Matanya liat ke mana?" tanya Aksara.

Bulan menoleh ke Aksara. "Mata Bulan sakit tau, Aksara, liat tulisan terus."

"Itu karena lo gak biasa baca buku."

Bulan menggembungkan pipinya. "Aksara mah! Bulan capek, Aksara."

"Kita baru lima belas menit di sini."

"Tapi Bulan udah capek, Aksara."

Aksara menghela napasnya. Ia menatap Bulan. Tangannya menjeramba puncak kepala gadis itu. "Nurut, Bulan. Buat kebaikan lo."

Bulan menaikkan matanya menatap Aksara. Bibirnya terlipat ke bawah. Bulan mengerjapkan matanya dua kali. Pupilnya membesar seakan memohon pada Aksara.

Aksara mendesah. Bulan terlihat sangat menggemaskan. "Bulannnnn." Aksara mengacak-acak rambut Bulan gemas. Tingkahnya itu membuat dada Aksara berdesir.

"Lo gak mau hadiah dari gue?" tanya Aksara.

Bulan mengangguk. "Bulan mau, Aksara."

"Ya udah. Belajar ya, moon."

Bulan mengangguk lagi. Tapi kali ini anggukan pasrah. "Iya, Aksara. Bulan belajar kok."

"Aksara, memangnya Aksara mau kasih Bulan hadiah apa? Bulan penasaran."

"Maunya apa?" tanya Aksara.

"Hmm..." Bulan mengetuk-ngetuk dagunya. "Apa ya, Aksara?"

"Pikirin baik-baik lo mau apa. Hadiahnya, gue akan kasih apapun yang lo mau."

Mendengar itu, mata Bulan sontak melebar. "Bener, Aksara? Aksara akan kasih apapun yang Bulan mau?"

"Ya."

"Bener, Aksara? Serius?"

"Ya."

"Aksara gak bohong?"

"Enggak, Bulan."

Bulan menyodorkan jari kelingkingnya pada Aksara. "Janji?"

Aksara mengangkat tangannya dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan Bulan. "Janji."

Bulan tersenyum lebar. "Aksara gak boleh bohong ya. Awas loh Aksara bohong. Nanti Bulan ngambek."

"Udah bisa ngancem sekarang? Diajarin siapa kayak gitu?" tanya Aksara.

"Diajarin Bang Bintang. Kata Bang Bintang, kalau mama gak mau beliin Bulan permen, Bulan ngambek aja. Nanti pasti dibeliin," jawab Bulan polos.

Aksara geleng-geleng. Bagaimana bisa Bintang mengajarkan itu pada Bulan? Sudah tahu adiknya polos-polos bloon begitu, malah diajarkan yang tidak benar.

"Gak boleh ngancem-ngancem begitu. Kalau mama lo gak mau beliin, minta abang lo aja," ucap Aksara.

"Justru Bulan minta sama Bang Bintang. Tapi Bang Bintang bilang minta mama. Terus Bang Bintang bilang kalau enggak dibeliin, tinggal ngambek aja," ucap Bulan.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang