10. Khawatir

42K 3.2K 85
                                        

Jika muncul rasa khawatir pada seseorang. Mungkin saja itu pertanda kecil kalau dia orang yang spesial.

-Aksara Archernar-

***

Aksara dan Bulan kini tengah berada di perpustakaan. Mereka sedang menjalan hukuman yang Bu Wiwin berikan. Membersihkan perpustakaan.

Aksara membersihkan rak buku dengan kemoceng. Bulan mendekatinya. Jujur Bulan merasa tidak enak. Karena kesalahannya, Aksara juga kena hukum.

"Aksara maafin Bulan ya."

Aksara tidak menjawab. Yang dia pikirkan sekarang hanya satu. Kenapa tadi dia mau membantu Bulan.

"Aksara, Bulan minta maaf," ucap Bulan sekali lagi.

Aksara tidak menanggapinya lagi. Tetap fokus pada rak buku yang sedang dibersihkannya.

"Aksara, Aksara marah ya?"

Bulan berdesis. Bulan mengklaim hobi Aksara adalah diam saat diajak bicara. Itu berdasarkan pengalaman pribadinya. Rasanya Bulan ingin membuka lebar mulut Aksara. Tapi urung dilakukan mengingat Bulan tidak mungkin bisa melakukannya. Alasan lainnya juga karena Bulan....takut.

"Aksara kalau nggak mau bersih-bersih lagi nggak papa kok. Bulan aja yang bersihin. Aksara pulang aja."

"Aksaraaa." Bulan mulai sebal karena Aksara terus diam.

"Aksara, Bulan lagi ngomongggg," kesal Bulan.

"Apa?" tanya Aksara dingin. Tidak melihat Bulan.

"Aksara marah sama Bulan?"

"Nggak."

"Kalau enggak, kenapa Aksara diem aja?"

"Terus gue harus apa? Joged?"

"Emang Aksara bisa joged?"

Pertanyaan tidak berfaedah. Tidak akan Aksara jawab.

"Aksara," panggil Bulan. "Kenapa diem?"

"Aksara beneran nggak marah?"

"Nggak, Bulan. Harus berapa kali gue bilang?"

"Aksara berarti maafin Bulan?" tanya Bulan.

Aksara diam.

"Aksaraaa."

"Aksaraaaa."

"Lo panggil gue sekali lagi gue sumpel mulut lo," ancam Aksara.

Bulan mengerucutkan bibirnya. "Aksara galak banget sih." Bulan meninggalkan Aksara. Lebih baik melanjutkan pekerjaannya yang tadi.

***

Aksara sudah selesai membersihkan bagiannya. Dia menenteng tasnya, ingin pulang sekarang. Aksara keluar tanpa berpamitan pada Bulan. Masa bodo, yang penting kerjaannya sudah beres. Saat kakinya baru sampai di depan pintu, Aksara mendengar ada suara rintihan seseorang.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang