Lo cantik.
-Aksara Archernar-
***
Malam dingin menerpa kulit Aksara. Aksara mendengus melihat kakeknya duduk di hadapannya. Pria dengan tuksedo hitam berdasi merah itu tampak keren meski usianya sudah lebih dari setengah hidupnya. Pria itu menatap Aksara intens.
"Siap-siap kamu sekarang," ucap Tirta, kakeknya.
"Siap-siap? Ke mana?" tanya Aksara.
"Ikut kakek ke acara ulang tahun perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan kita."
Aksara menaikkan sebelah alisnya. Ia menatap kakeknya tidak minat. "Aksara nggak mau."
"Kakek sudah janji akan bawa kamu ke acara itu. Cepat kamu siap-siap. Kakek tunggu di sini," ucap Tirta.
"Aksara nggak mau, kek," tolak Aksara tegas.
"Kakek sudah janji, Aksara, sama perusahaan itu. Kamu satu-satunya pewaris perusahaan kita. Mulai sekarang kamu harus sudah mengenal orang-orang di perusahaan lain. Ini akan menguntungkan perusahaan kita untuk kedepannya."
Aksara tertawa kecil mendengarnya. Nada Tirta terdengar angkuh di telinga Aksara. Kakeknya itu orang yang sangat ambisius, perfeksionis, dan teliti. Tapi ia selalu semaunya, segala cara akan ia lakukan demi tercapai tujuannya.
"Kenapa kakek janji tanpa persetujuan dari Aksara? Kakek bahkan nggak ngomong apa-apa soal ini," tanya Aksara. "Aksara nggak mau terlalu ikut campur soal perusahaan. Aksara nggak tertarik. Lagipula Aksara bukan cucu satu-satunya kakek."
"Kamu memang bukan cucu satu-satunya kakek. Tapi kamu satu-satunya yang bisa kakek andalkan. Adrian, abang kamu, dan Tiara, sepupu kamu. Mereka udah mati. Apalagi yang harus kakek harapkan dari mereka? Hanya tinggal kamu, Aksara."
Seketika Aksara mengepal telapak tangannya. Emosi Aksara mendadak naik. Ia sangat sensitif dengan pembicaraan yang menyangkut abang atau orang tuanya. Aksara menghela napasnya kasar. Meredam emosi mengingat orang yang bicara dengannya adalah kakeknya.
"Kalau kakek anggap Aksara cucu kakek. Kakek kasih tau Aksara di mana makam mama papa sama Bang Adrian."
Tirta langsung beralih pandang, menghindari kontak mata dengan Aksara. "Kamu tidak perlu tau."
"Kenapa Aksara nggak perlu tau?"
"Kamu tau pun memangnya ada yang akan berubah? Memangnya orang tua kamu bisa hidup kembali?"
"Memang nggak ada yang akan berubah kalau Aksara tau. Tapi setidaknya Aksara bisa sedikit lega. Aksara bisa tau ke mana Aksara harus pergi kalau Aksara butuh mereka. Selama ini Aksara selalu cari di mana kakek sembunyiin makam mereka. Tapi satupun pencarian Aksara nggak pernah membuahkan hasil. Sebenernya tujuan kakek nutupin tempat makam mereka itu apa?"
"Kakek gak tau di mana makam orang tua dan abang kamu."
Aksara tersenyum miring. Jelas sekali itu bohong. "Aksara udah tau semuanya, kek. Penyebab mama papa dan Bang Adrian meninggal karena kecelakaan mobil kan? Kecelakaan mobil ulah salah satu perusahaan saingan kita. Mereka lakuin itu sengaja biar proyek besar yang seharusnya jatuh ke perusahaan kita jadi gagal karena papa meninggal."
Tirta tampak terkejut mendengar tuturan Aksara. Tirta sudah menyimpan rapat semua hal terkait insiden dua belas tahun lalu. "Tau dari mana kamu?"
"Kakek lupa Aksara juga megang bagian dari perusahaan? Walaupun Aksara gak turun langsung, tapi Aksara punya orang buat cari semua informasi itu. Tiga tahun, kek, Aksara berusaha cari informasi itu. Informasi yang seharusnya gampang didapet kalau kakek bilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (PRE-ORDER)
Romance[PEMESANAN NOVEL BISA MELALUI SHOPEE ANDROBOOKS] Rembulan Aldera. Bernasib sial karena harus berurusan dengan ketua geng sekolahnya, Aksara Archernar. Karena kesalahannya melempar Aksara dengan sepatu, membuatnya harus menanggung malu akibat perbuat...