Lebih baik lo jadi anak baik dan berhenti main-main sama gue. Atau lo akan terima akibatnya.
-Aksara Archernar-
***
"OMG BULANNNNN!! LO UDAH GILA YAAAA?!!"
Shafa langsung bangkit. Shafa, Diah, dan Manda buru-buru menarik Bulan ke kelas. Tindakan Bulan sungguh di luar dugaan. Mereka sampai melongo dengan pengakuan palsu Bulan itu.
"Apaan sih kalian tarik-tarik. Bakso Bulan kan belom habis," ucap Bulan. Bulan didudukan paksa di tempatnya. Ketiga temannya menatap seolah Bulan adalah buronan.
"Lupain bakso." Diah yang duduk di samping Bulan memegang dahi Bulan. "Lo gak sakit kan?"
"Enggak kok. Sehat. Alhamdulillah."
"Sekarang lo Alhamdulillah, Lan. Bentar lagi lo Innalillahi," pekik Shafa.
"Lo ngapain ngomong kayak gitu sih?" tanya Manda gregetan.
"Emangnya kenapa?" Bulan bertanya balik.
"Lo tanya kenapa? Ya karena lo cari masalah sama orang yang gak tepat, Lan. Aksara," kata Shafa.
"Bulan gak nyari masalah sama Aksara. Bulan cuma mau bales perbuatan Aksara doang."
"Lo tau gak kata Pak Tito balas dendam itu dosa. Berarti lo dosa, Lan. Terus lo fitnah Aksara jadi pacar lo. Dosa juga, Lan. Dosa lo double dan lebih besar dari dosa Aksara."
Bulan memikirkan ucapan Manda. Benar juga kata gadis itu. Bulan menaikkan kedua bahunya. "Ah ya udahlah, gak pa-pa. Udah terlanjur."
"DASAR BULAN GILA!" serempak Shafa, Diah, dan Manda.
***
Kantin masih ramai dipenuhi lautan siswa, entah yang sudah selesai makan ataupun yang sedang makan. Bel sudah mau berbunyi. Tapi karena setelah istirahat mereka jam kosong, mereka lebih memilih untuk nongkrong di kantin.
Pintu kantin terbuka lebar. Aksara dan anak-anak Quarlesi lainnya masuk beramai-ramai. Adik-adik kelas yang sudah resmi menjadi anggota Quarlesi juga ada di antaranya. Suasana kantin mendadak heboh. Pengakuan Bulan tadi membuat seluruh siswa yang ada di kantin langsung berbisik.
Anak-anak Quarlesi duduk di meja pojok. Tempat keramat yang diklaim sendiri oleh mereka. Aksara duduk menghadap dinding. Ia mengeluarkan dompetnya dan memberikan selembar uang berwarna biru pada Doel.
"Biasa."
Doel mengangkat jempolnya. "Nyok, Go. Cacing-cacing di perut gue udah pada ribut." Doel memukul punggung Figo, mengajaknya memesan.
"Santai napa, Doel. Kayak kaga makan seabad aja lo," ucap Figo.
"Mati dong gue kalo kaga makan seabad," celetuk Doel. "Buat berdua kan, Sa?" tanya Doel pada Aksara.
"Bertiga woi!" Seru Figo.
"Kapan gue bilang gitu?"
"Fulus, Sa. Ongkos jalan," ucap Figo cengengesan.
"Bantuin bos yang ikhlas dong," celetuk Vian.
Aksara berdesis. "Kurang baik apa gue sama kalian. Coba cari Bos mana yang bisa di palakin sama anak buahnya."
"Lo doang, Sa." Doel terkekeh. "Emang cuma lo bos terbaik. Bangga gue jadi anak buah lo." Mulut manis Doel mulai memuji Aksara. Memang pria ini sangat ahli dalam menyenangkan hati orang. Tak heran jika ia memegang peran marketing dalam Quarlesi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (PRE-ORDER)
Romance[PEMESANAN NOVEL BISA MELALUI SHOPEE ANDROBOOKS] Rembulan Aldera. Bernasib sial karena harus berurusan dengan ketua geng sekolahnya, Aksara Archernar. Karena kesalahannya melempar Aksara dengan sepatu, membuatnya harus menanggung malu akibat perbuat...