Menjauh adalah cara terbaik jika perasaanmu tidak dihargai.
***
Ketika keluar dari lab komputer, Aksara berpapasan dengan Bulan. Gadis itu baru saja ingin masuk. Saat melihat Aksara, Bulan langsung berputar balik. Tak jadi ingin masuk. Bulan melangkah secepat mungkin pergi dari sana.
"Bulan." Aksara menghalangnya.
Bulan menatap Aksara datar. Benar-benar tak ada senyum di wajahnya. Sorot matanya pun tak berbinar seperti biasa ketika bertemu Aksara.
"Lan, kenapa?" tanya Aksara.
Bulan diam.
"Kenapa gak pernah nge-chat lagi?"
"Memang chat Bulan penting buat Aksara? Dibalas aja jarang," balas Bulan ketus.
"Gue baca semua chat lo."
"Buat apa dibaca doang? Memang chat Bulan koran dibaca doang?"
"Iya, nanti gua balas. Chat gue lagi. HP gue sepi gak ada chat dari lo."
"Kalau chat Bulan cuma buat dijadiin ramai-ramaian HP Aksara doang. Buat apa Bulan chat Aksara?" Bulan hendak pergi dari hadapan Aksara, tetapi Aksara menghadang setiap langkah yang Bulan ambil.
"Aksara ngapain sih? Sana! Bulan mau ke kelas," ujar Bulan sebal.
"Enggak jadi masuk lab komputer? Tadi kayaknya mau masuk," ucap Aksara. "Ayo gue temenin."
"Nggak! Sana Aksara!"
Aksara menghela napasnya. Aksara menatap Bulan lekat. "Lo marah, hm?"
Bulan terhipnotis dengan tatapan Aksara. Begitu hangat dan teduh. Namun jika biasa Bulan selalu terjebak dalam tatapan itu, lain dengan sekarang. Kemarahan menguasai dirinya. Setelah apa yang Aksara katakan padanya, laki-laki itu masih bisa bertanya?
Aksara menggenggam pergelangan tangan Bulan kuat. Tidak akan membiarkan Bulan menjauh lagi. "Lo menghindar dari gue? Kenapa?"
"Aksara tanya kenapa? Aksara gak sadar apa yang Aksara lakuin ke Bulan? Aksara gak inget apa yang Aksara omongin ke Bulan? Apa menurut Aksara semua yang Aksara lakuin gak bikin Bulan marah? Apa Bulan serendah itu di mata Aksara?"
"Udah?"
"Udah apa?" tanya Bulan.
"Udah marahnya? Ayo masuk."
Bulan menyentak kasar tangan Aksara yang melingkar di pergelangan tangannya. "Aksara anggap Bulan cuma bercanda? Bulan gak bercanda, Aksara. Bulan gak mau deket-deket Aksara lagi. AKSARA SANA!" Bulan mendorong Aksara.
Aksara sedikit terkejut Bulan menaikkan nada suaranya. Sekali lagi, Aksara menghalang jalannya. "Lo lupa tugas lo?"
"Bulan gak lupa. Aksara bilang tugas Bulan tetap ada di sisi Aksara, dan tugas Aksara melindungi Bulan. Tapi Aksara malah menyakiti Bulan. Jadi kita sama-sama impas kan? Bulan gak lagi di sisi Aksara, dan Aksara gak usah lagi melindungi Bulan."
Bulan pergi. Bolehkan kali ini saja, Bulan mengikuti egonya?
***
Aksara tak bisa tenang. Ia terus memikirkan Bulan. Bulan semakin menghindar setelah pertemuan mereka di depan lab komputer. Bahkan ketika Aksara menemuinya, Bulan tak memberi kesempatan Aksara berbicara.
Aksara memandang Bulan dari tempatnya duduk. Semenjak Bulan menjauhinya beberapa hari ini, Aksara tak melihat Bulan makan di kantin. Barulah hari ini ia makan seperti biasa bersama ketiga temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (PRE-ORDER)
Romance[PEMESANAN NOVEL BISA MELALUI SHOPEE ANDROBOOKS] Rembulan Aldera. Bernasib sial karena harus berurusan dengan ketua geng sekolahnya, Aksara Archernar. Karena kesalahannya melempar Aksara dengan sepatu, membuatnya harus menanggung malu akibat perbuat...