38. Sandaran

28.4K 2.6K 193
                                        

Sandaran terbaik, ya di pundakmu.

***

Tiga hari berlalu, acara study tour khusus kelas dua belas SMA Cahaya telah tiba. Aksara menyiapkan pasukan kemanannya yang akan dibagi rata menjadi delapan bagian. Tiap-tiap bagian bertempat di satu bus.

Selesai memberikan arahan, Aksara menyuruh anggota-anggota Quarlesi masuk ke dalam bus bagian masing-masing. Memang ini kegiatan tahunan mereka, menjadi pasukan keamanan bagi sekolah. Aksara terkadang jengkel dengan pihak sekolah. Mereka menganggap Quarlesi itu geng yang tidak pantas ada, tetapi jika butuh bantuan seperti ini, mereka baru bersikap baik.

Pagi-pagi sekali delapan bus pariwisata sudah siap berjejer di tempat pengumpulan. Aksara masuk ke bus nomor 3 bersama dengan Ray dan Figo. Inti Quarlesi lainnya ada di bus lain.

"Lo ngapain sih, goblok?" tanya Figo. Ray terlihat keribetan membawa tas tentengnya yang begitu besar. Ribetnya mengalahkan mak-mak komplek yang mau jalan-jalan.

"Bantuin sih. Pake nanya!" ujar Ray.

Figo menatap tas besar Ray tersebut. "Perasaan tadi lo udah taro koper gede di bagasi bus. Terus itu isinya apaan?"

"Snack," ucap Ray.

"Anjir lo bawa snack sebanyak itu?" tanya Figo tidak percaya. "Busung lapar memang lo." Figo geleng-geleng.

"Heh! Gak usah sok-sokan deh! Ini gue bawa sebanyak ini juga bakal ludes sama lo semua," ujar Ray. Iyalah, tabiat anak-anak Quarlesi ya begitu. Satu makanan untuk semua.

Figo tertawa. Benar juga. Tapi tunggu! Dia kepikiran sesuatu. "LO BELI SEMUA INI PAKE DUIT SIAPA? NYOLONG DARI DUIT KAS LO YA?" Figo segera membuka ponselnya untuk melihat catatan keuangan Quarlesi, kemudian mengingat jumlah uang yang kemarin dia hitung. Jangan main-main kalau soal uang kas. Hilang seribu aja ketahuan.

"Gak usah treak-treak, anjir." Ray memukul punggung Figo. "Gue abis pesugihan sebelum berangkat. Makanya dapat duit."

"Hah? Yang jadi tumbalnya siapa?" tanya Figo kaget.

"Kevin."

"Lo tumbalin Kevin demi snack doang?" Figo menganga.

"Ya lumayanlah. Nuker kulkas pakai snack." Ray tertawa.

"Jahat banget lo. Apa yang kamu lakukan ke Kevin itu JAHAT!" ujar Figo.

Ray tertawa kencang lagi, kemudian disusul oleh Figo. Keduanya ketawa. Tidak tahu apa yang lucu, yang penting ketawa aja.

"Gue abis patungan nih sama anak-anak lain buat beli snack. Satu orang dua puluh ribu. Awas aja lo makan banyak-banyak," ucap Ray. 

"Kok gak ngajak gue patungan?" tanya Figo.

"Emang lo mau?"

"Kagaklah. Kalau bisa makan gratis dari hasil patungan temen, kenapa harus ikut patungan?" Figo tertawa.

Ray berdecih. Dasar human! Disuruh bayar tidak mau, nanti giliran makannya pasti langsung cepat.

"Lo berdua ngapain sih?" tanya Aksara yang duduk di belakang bus. Ketua Quarlesi itu dari tadi memperhatikan kedua anggota anehnya itu sambil bersedekap dada. "Ngalangin orang mau lewat aja."

Ray dan Figo melihat ke belakang. Ternyata banyak anak-anak yang menunggu mereka di belakang. Ray melempar tasnya ke Figo. Figo refleks, ia menangkap tas itu.

"Bawain ya," ujar Ray sambil tersenyum kemenangan.

Figo melotot. Ternyata ia ditipu oleh Ray. Ketika ingin mengejar Ray yang sudah duduk di samping Aksara, Figo menemukan Bulan yang tengah mencari tempat duduk. Ketiga teman gadis itu belum datang.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang