05. Pacar

51.5K 4.1K 430
                                    

Bicara apapun yang lo mau. Gue akan wujudin semuanya

-Aksara Archernar-

***

"Aksara!"

Aksara yang sedang cekikikan mendengar lelucon Horas dan Ray langsung diam setelah dibentak Bu Wiwin, guru Bimbingan Konseling. Ketiganya dihukum berdiri di pinggir lapangan karena ketahuan merokok di kawasan belakang sekolah.

Guru paruh baya dengan sanggul dan kacamata itu menolak pinggangnya di depan Aksara, Ray, dan Horas. "Baru tahun ajaran baru kalian sudah buat ulah lagi! Kalian sadar tidak kalian sudah kelas dua belas?"

"Sadarlah, bu. Masa pingsan?" celetuk Aksara.

"Aksara!"

"Sini kalian semua! Jangan ada yang kabur!" Suara Pak Bambang terdengar dari belakang. Kevin, Figo, Vian, dan Doel digiring Pak Bambang untuk berbaris di sebelah tiga pria yang sudah berbaris duluan. Ketujuh pria itu saling melihat, lalu tertawa. Sebelumnya mereka berencana merokok di dua tempat yang berbeda agar tidak terlalu mencolok. Tapi ternyata sama saja.

"Diam! Ketawain apa kalian?!" bentak Bu Wiwin. Mereka terpaksa menahan tawanya hingga pundaknya naik turun.

"Ini, bu, empat murid ini. Merokok di kantin," adu Pak Bambang pada Bu Wiwin.

Bu Wiwin menggeleng kepalanya heran. Pusing dengan kelakuan murid-muridnya ini. Sejak kelas sepuluh mereka sudah sering berulah bersama dengan anak-anak kelas dua belas pada saat itu. Entah sudah berapa puluh atau bahkan ratus kali mereka di hukum. Tapi tidak ada kata kapok untuk mereka.

"Ketangkep juga lo berempat," bisik Ray sambil tertawa puas.

"Udah ngide ngerokok pisah biar gak ketangkep, tau-taunya ketangkep juga," kata Doel.

"Ini namanya satu kena, semua kena," kata Horas.

"Yoi. Kita kan bestfriend forevah, bro," ucap Vian.

Pak Bambang kembali ke ruangannya setelah menyerahkan mereka pada Bu Wiwin. Bu Wiwin memijat kepalanya. Butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi murid-murid di depannya ini.

"Lama-lama saya bisa darah tinggi urus kalian! Bikin emosi saya aja kerjaannya!"

"Sabar, bu. Orang sabar disayang saya," ucap Aksara. Teman-temannya terkekeh dengan godaan yang Aksara berikan untuk Bu Wiwin.

"Saya sudah punya suami! Jangan godain saya!"

"Siapa juga yang mau godain ibu? Geer amat, bu," balas Aksara santai. "Inget umur, bu. Emangnya ibu mau sama berondong?"

"Ya enggak. Saya kan sudah cinta mati sama suami saya."

"Suami ibu cinta mati gak sama ibu?"

"Ya jelas lah." Bu Wiwin tiba-tiba sadar dengan tujuannya. "Sudah! Ngapain ngomogin suami saya. Sekarang saya tanya. Kalian mau saya hukum apa lagi, hah?! Lari keliling lapangan? Hormat tiang bendera? Atau bersihin kolam renang?"

"Kita boleh milih, bu?" tanya Aksara. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri melihat teman-temannya. "Kita milih berdiri di kantin aja, bu. Sekalian sampe istirahat juga gak pa-pa."

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang