18. Permen

32.2K 2.6K 284
                                    

Kamu aja boleh larang aku. Masa aku enggak?

-Rembulan Aldera-

***

Setelah mendapat telepon dari seseorang, Aksara melempar tasnya sembarang arah. Kabar yang sangat tidak ingin Aksara dengar. Pencarian kesekian kalinya gagal lagi. Entah apa yang harus Aksara lakukan. Semua cara sepertiannya sudah dia coba.

Terhitung tiga tahun Aksara berusaha mencari pemakaman orang tua dan kakak laki-lakinya. Namun sedikitpun ia tidak menemukan jalan. Bahkan riwayat kematian orang tua dan kakak laki-lakinya saja Aksara tidak tahu. Kapan mereka meninggal, dimana mereka meninggal, penyebab mereka meninggal. Aksara benar-benar tidak tahu.

Aksara yakin kakeknya sengaja menyembunyikan semua ini. Setiap Aksara tanya, kakeknya selalu menghindar dan mengalihkan pembicaraan. Aksara sama sekali tidak habis pikir. Ia hanya bisa mengenang keluarganya dari bingkai foto.

Namun Aksara tidak akan menyerah. Ia harus bisa menemukannya.

***

"Hoamm..." Doel membiarkan mulutnya terbuka lebar saat menguap.

"Tutup tolol," cibir Figo.

"Pagi-pagi udah nguap aja lo," kata Horas.

"Kemaren gua abis begadang."

"Begadang sambil godain cewek-cewek di instagram kan?" tebak Vian.

"Lo mata-matain gue?"

"Instagram lo belom di log out goblok dari HP gue," ucap Vian. "Gue liat sampe jam dua subuh belom kelar juga chatannya."

"Keknya lo demen laki deh, Yan," celetuk Aksara dari yang duduk di samping Vian. "Ngapain coba merhatiin Doel malem-malem?"

"Iya, bos gue demen laki." Vian bergeser mendekati Aksara. Vian meraba lengan kekar Aksara, membuat Aksara langsung menepisnya.

"Ngapain pegang-pegang anjing?" Aksara menjauh.

"Jadi pacar aku, mas. Aku siap diapain aja." Teman-temannya seketika bergidik mendengar Vian bersuara manja.

"Gue tonjok muka lo tau rasa."

Vian langsung berpindah ke sebelah Ray. Teman-temannya tertawa kencang. Menjijikan sekali. Membayangkan pria badan kekar, tubuh besar, wajah sangar sukanya sama-sama batang. Gimana ceritanya itu.

Vian geli sendiri dengan kelakuannya. Demi Tuhan Vian masih waras.

"Eh ngomong-ngomong bentar lagi kan acara reunian sama Erlangga dan Calvorst. Taon ini ke tempat kita kan?" tanya Ray.

"Uang kas dah cukup kan, Go?" tanya Aksara.

"Cukup. Buat reuni sama dua kali acara tahunan kita."

Aksara manggut-manggut. "Ntar lo hubungin Hades dan Varo, Yan. Nanya kelanjutannya."

"Siap, pak kapten." Vian memberi hormat pada Aksara.

"Kevin anjing!"

Perhatian pria-pria itu terbuyar ketika mendengar teriakan lancang itu. Bukan berasal dari ketujuhnya, tapi berasal dari gadis yang berjalan ke arah mereka. Mereka menoleh bersamaan pada gadis itu.

AKSARA (PRE-ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang