Hidup tuh simple. Nggak usah di bawa ribet. Kalau ada yang gangguin lo. Bales.
-Aksara Archernar-
***
Bulan menoleh kebingungan ke kanan dan kiri. Banyak anak-anak yang melihatnya. Bulan merasa tubuhnya seperti ditarik sesuatu yang sangat cepat. Hingga Bulan saja sulit menyesuaikan langkahnya. Bulan harus melihat ke bawah agar dia tidak tersandung karena kecepatan kakinya.
Saat sampai di UKS, Bulan baru sadar kalau Aksara yang daritadi menariknya. Buat apa mereka ke UKS? Memangnya siapa yang sakit? Aksara mendudukan Bulan di salah satu brankar UKS. Aksara membuka rak untuk mencari tisu.
"Aks--"
Bulan yang ingin bertanya dipotong oleh Aksara. "Apus lipstik di muka lo." Aksara melempar sekotak tisu yang dia temukan ke Bulan.
"Aksara kasihnya yang baik dong. Jangan dilempar-lempar gitu," protes Bulan.
"Bawel lo," balas Aksara. Aksara menarik kursi dan duduk di dekat Bulan. "Cepetan. Gue mau balik ke kelas."
Bulan mengambil selembar tisu dan mengusapkan pada wajahnya. Coretan lipstik di wajah Bulan cukup banyak. Satu lembar tisu saja tidak cukup. Bulan mengambilnya lagi, dan lagi.
"Lama banget," protes Aksara.
"Sabar dong Aksara. Bulan kan nggak keliatan dimana coretannya," jawab Bulan. "Hp Bulan juga ada di kelas. Jadi Bulan nggak bisa ngaca."
Aksara mendesah berat. Dia bangkit dan merebut tisu yang Bulan pegang. "Bilang kek dari tadi."
Aksara berdiri setengah membungkuk di depan Bulan. Pria itu menyelipkan sejumput rambut yang menutupi pipi Bulan ke belakang telinga Bulan. Aksara mulai membersihkan wajah Bulan.
"Ck, kalau kayak gini, tisu doang mah gak bakalan bersih."
Aksara mengambil tiga lembar tisu dan membasahinya dengan air kran yang ada di UKS. Setelah itu Aksara kembali lagi pada Bulan. Kali ini lebih dekat. Aksara duduk di sampingnya dan mengusap wajah Bulan dengan tisu yang telah dibasahinya.
Wajah Aksara begitu dekat. Jemari lentik Aksara menyusuri setiap bagian wajah Bulan. Bulan menahan napasnya. Jantung berpacu cepat. Bulan memundurkan kepalanya, refleks. Bulan merawang jika Aksara maju beberapa inci lagi saja, bisa dipastikan hidung mereka akan saling bersentuhan.
"Kepala lo jangan mundur-mundur!" Terpaksa sebelah tangan Aksara menahan belakang kepala Bulan. Sebelahnya masih tetap setia membersihkan wajah Bulan.
Lumayan lama mereka ada pada posisi seperti itu. Lipstik yang Gina pakai sulit untuk dihilangkan. Jadi Aksara harus mengusapnya berulang kali. Bagi Bulan ini adalah latihan jantung dadakan. Wajah tampan Aksara tepat di depannya. Bulan menghela napasnya lega setelah Aksara menjauh. Aksara membuang tisu-tisu tersebut ke tong sampah di sebelahnya. Sungguh, kalau berlama-lama lagi, jantung Bulan bisa copot.
"Aksara, kita kok ke UKS?" tanya Bulan.
"Terus lo maunya ke mana?" tanya Aksara balik.
"Hmm..." Bulan berpikir. Benar juga sih. Memangnya mereka mau ke mana lagi? Namun ada satu hal aneh bagi Bulan.
"Aksara. Tapi kan UKS buat orang sakit. Emang ada yang sakit?"
"Lo."
"Bulan? Emangnya Bulan sakit apa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (PRE-ORDER)
Romance[PEMESANAN NOVEL BISA MELALUI SHOPEE ANDROBOOKS] Rembulan Aldera. Bernasib sial karena harus berurusan dengan ketua geng sekolahnya, Aksara Archernar. Karena kesalahannya melempar Aksara dengan sepatu, membuatnya harus menanggung malu akibat perbuat...