Asisten Madam Snape

182 20 30
                                    

Regalia menepati janjinya kepada Harry dan Ron untuk mengajarkan mantra anti-dementor kepada mereka pada bulan Januari, di kelas ramalannya yang tidak begitu lebar.

"Ada masalah, Anak-Anak?" tanya Regalia, "Kelihatannya kalian murung sekali."

"Tidak apa-apa, hanya..." Harry ingin bercerita, tetapi ragu-ragu.

"Ah!" celetuk Regalia, "Perkara Firebolt? Tentu saja, sapu sebagus itu, siapa yang tidak bangga memilikinya. Dan aku sudah mendengar dari Profesor Flitwick, kalau mereka sedang memeretelinya."

Harry dan Ron semakin muram.

"Anak-Anak, kemuraman tidak akan membuat mantra yang kuajarkan ini berhasil," Regalia menjelaskan. "Kalian butuh kenangan terindah! Paling membahagiakan! Itulah kunci patronus!"

***

Madam Pomfrey menghentakkan kakinya dengan sebal ketika meninggalkan satu-satunya pasiennya hari itu.

"Entah apa yang harus kukatakan agar wanita itu berhenti membuat bayinya stres!" keluh Madam Pomfrey pada udara, namun, telinga Regalia menangkap kalimat itu ketika berpapasan dengannya.

"Apa lagi yang kau lakukan sehingga Poppy menjadi begitu jengkel, Nyse?" tuntut Regalia begitu memasuki Hospital Wings.

Nyse menatap perut Regalia yang sudah terlihat membesar, kemudian beralih menatap perutnya sendiri yang sedikit lebih berisi dari sebelumnya.

"Tidak akan ada hal buruk terjadi kepada kalian, bisa kupastikan itu!" seru Regalia.

"Bukankah kau selalu bilang jika manusia tidak bisa mencampuri urusan ilahiah, Regalia?" Nyse menatap Regalia dengan tajam, "Lantas, bagaimana kau bisa menjamin keadaanku dan bayiku?"

"Bahasa manusia macam apa yang harus kugunakan untuk bicara padamu?!" Regalia menggeram jengkel.

"Bisakah kalian tidak bertengkar sesekali?" Severus mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi.

"Oh, iya, Suamiku," Regalia mendekati Severus, lantas mengecup pipi kiri pria itu, "sepertinya kau harus memeriksa kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam sekarang juga. Kalau tidak, kau akan terlambat menyaksikan keseruan di sana."

"Apakah si kembar Weasley berulah lagi?" cetus Severus.

"Lebih buruk dari itu," Regalia menyeringai, membuat Severus mendelik karena tahu Regalia tidak main-main dengan ucapannya. "Putri baptismu, Severus..."

Severus segera bangkit tanpa berbasa-basi lagi. Jubah hitamnya melambai-lambai ketika dia berjalan dengan cepat menuju kelas yang menjadi otoritasnya itu.

"Ada apa dengan putri baptisnya?" Nyse menatap Regalia penuh keingintahuan.

"Berulah," jawab Regalia sambil menatap pintu masuk Hospital Wings. "Kenakalan remaja, kau tahu. Jika Lucius Malfoy mengetahuinya, kurasa anak itu akan dihapus dari silsilah keluarga Malfoy."

"Perkara apakah itu?"

"Kurasa, mereka sedang berusaha bagaimana caranya mendapatkan restu dari Mr. Malfoy secara paksa," kata Regalia dengan enteng.

"Jangan bilang kalau..."

"Yup," Regalia mengangguk.

***

Severus Snape berhenti di depan ruang kelasnya. Dia menempelkan telinganya pada pintu kelas itu.

"Ah, Oliver..." terdengar desahan Addeline di dalam sana.

"Addeline... Sayang..." terdengar lenguhan Oliver juga.

"WOOD DAN MALFOY!" teriak Severus dari luar, "KELUAR! SEKARANG!"

The SnapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang